LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
KELUARGA BERENCANA
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tahap
Profesi
Stase Keperawatan Maternitas
Oleh :
ATTIH HARTINI SUTISNA, S.Kep
4012180010
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA PUTERA
JURUSAN S-1 ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2017
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA (KB)
A.
Definisi
Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
1.
Mendapatkan
objektif-objektif tertentu
2.
Menghindari
kelahiran yang tidak di inginkan
3.
Mendapatkan
kelahiran yang memang digunakan
4.
Mengatur lnterval
di antara kehamilan
5.
Mengontrol
waktu saat kehamilan
6.
Menentukan
jumlah anak dalam keluarga
B.
Pengertian
Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan, jadi kontra sepsi adalah mengindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut.
C.
Cara
Kerja Kontrasepsi
1.
Mengusahakan
agar tidak terjadi ovaluasi
2.
Melumpuhkan
sperma
3.
Mengulangi
pertemuan sel telur dengan sperma
D.
Pembagian
Cara Kontrasepsi :
Pada umumnya cara/metode kontrasepsi
dapat dibagi menjadi
1.
Metode
Sederhana
a.
Tanpa alat/
obat
1)
Senggama
terputus
2)
Pantang
berkala (Sistem Kalender)
b.
Dengan alat/
obat
1)
Kondom
2)
Diafragma
atau cap
3)
Cream, jelly
dan cairan berbusa
4)
Tablet
berbusa (vaginal tablet)
2.
Metode
Efektif
1.
Pil KB
2.
Akor (alat
kontrasepsi dalam lahir)
3.
Suntikan KB
4.
Susuk KB
3.
Metode mantap
dengan cara operasi
1.
Pada wanita : Tubektomi
2.
Pada pria : Vasektomi
E.
Metode
Sederhana
1.
Senggama
Terputus (coitus interuptus)
Senggama dijalankan sebagaimana biasa
tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria (zakar) dikeluarkan dari
vagina, sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya, baik
fisik maupun mental. Namun sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan
sepenuhnya karena :
-
Memerlukan
penguasa diri yang kuat
-
Kemungkinan
ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk
kedalam vagina sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun sudah dilakukan
pencabutan sebelum mani menyemprot.
2.
Pantang
berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu
waktu terjadinya ovulasi. Cara menentukan masa ovulasi :
-
Untuk dapat
menentukan masa ovulasi perlu diketahui terlebih dulu haid yang akan datang
-
Untuk
mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
-
Untuk
mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-kurangnya 8 - 12 siklus
haid selama 8 bulan
F.
Metode
Alat / Obat
Maksud penggunaan alat adalah untuk
menahan / menghalangi maraknya sperma kedalam rongga rahim, sedangkan
penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.
Þ
Kondom : suatu karet yang tipis, berwarna atau
tidak berwarna, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukan
kedalam vagina. Sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk vagina,
dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan.
Indikasi pemakaian kondom
§ 6 minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai
sampai selama 6 minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung
spormatozoa lagi, yang dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan
laboratorium).
§ Sementara menunggu pematangan AKOR
§ Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil
yang diminum.
§ Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu
lebih dari 36 jam.
§ Apabila diduga adanya penyakit kelamin, sementara
mengunggu diagnosa yang pasti.
§ Bersamaan dengan pemakaian spermicide
§ Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi
yang tersedia atau yang dipakai
Þ
Diafragma /
cap : Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk
menutupi servis, gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam servis. Diafragma
dimasukan kedalam vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim,kemudian
dikeluarkan lagi selama 8 jam setelah persetubuhan.
Þ
Cream, jelly
dan tablet atau cairan berbusa
§ Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang
disebut spermicide adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak /
melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi telur.
§ Untuk pengguna spermicide yang berbentuk tablet
berbusa dimasukan ke dalam vagina.
G.
Metode
Efektif
Þ
Pil Keluarga
Berencana
a)
Cara Kerja
Pil berisi estogen dan progesteron
buatan yang mempunyai pengaruh antara lain :
§ Mencegah pengeluaran hormon dari hifofises yang
perlu untuk ovulasi sehingga tidak terjadi ovulasi.
§ Menyebabkan perubahan endometrium, sehingga
endometrium tidak siap untuk nidasi.
§ Menambah kepekatan lendir, serviks, sehingga tidak
mudah ditembus oleh spermatozoa.
b)
Keuntungan
§ Kontrasepsi yang sangat efektif
§ Tidak mengganggu coitus / senggama
§ Reversibilitas (pemulihan kesuburan) tinggi.
c)
Macam Pil
§ Tipe kombinasi : tiap tablet berisi ertrogen dan
progesteron dalam dosis tertentu, biasanya di dalam satu rangkaian terdapat
20,21 atau 22 tablet.
Contoh : Previson (20), Ovral, Eugynom,
Ovulan (21), Lyndiol (22).
§ Tipe urutan : biasanya terdiri dari 21 tablet.
Contoh : ovin.
§ Tipe berangkai (serial) : hampir sama dengan tipe
kombinasi atau urutan, ditambah beberapa tablet (7 buah yang berisi vitamin
atau mineral, tidak berisi hormon)
Contoh : ovulen
Fe 28, Eugynon ED.
d)
Hal-hal yang harus
diperhatikan
§ Pil adalah salah satu kontrasepsi yang efektif
§ Pil harus diminum secara teratur
§ Pil akan mengurangi keluanya darah haid
e)
Cara
Pemakaian Pil
§ Rangkaian pil yang berisi 20, 21, 22 tablet mulai
diminum pada hari ke lima (harinya harus di ingat) diteruskan samapai habis,
kemudian istirahat dan mulai lagi dengan rangkaian pil yang baru pada hari yang
sama.
§ Rangkaian pil yang 28 tablet (tipe rangkaian)
Mulai minum pada
hari pertama haid dan dilanjutkan terus tanpa terputus dengan rangkaian baru,
tanpa menghiraukan ada terjadinya haid.
Selanjutnya yang
perlu diperhatikan adalah :
§ Pil diminum pada waktu yang sama setiap hari,
sebaiknya malam hari sebelum tidur
§ Bila lupa minum pil, pil yang lupa segera diminum
setelah ingat, disusul pil yang seharusnya diminum pada hari itu
§ Bila lupa minum pil 2 hari berturut-turut, harus
beranggapan dirinya tidak terlindungi terhadap kemungkinan kehamilan. Sehingga
harus disertai dengan alat KB yang lainnya seperti memakai kondom
§ Pil dapat mengurangi produski air susu maka mereka
yang masih mau menyusui anaknya jangan memakai pil KB
f)
Indikasi
Pemakaian Pil
Pil dapat diberikan pada waktu semua
wanita yang bersuami yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : tidak sedang
hamil, tidak ada kontra indikasi
g)
Kontraindikasi
Pemakaian Pil
§ Kanker payudara dan organ reproduksi
§ Penyakit kuning atau pernah menderita penyakit
hati dalam 3 tahun terakhir
§ Penyakit pembuluh darah
§ Tekanan darah tinggi
§ Decompensio Cordis
§ Diabetes Millitus
h)
Gejala-gejala
Sampingan
Gejala yang
timbul disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam
tubuh, gejala tersebut biasanya sementara, ringan dan tidak terdapat pada semua
pemakaian pil dan akan hilang denga sendirinya setelah 2 – 3 bulan.
Gejala Subyektif : Perasaan mual, muntah-muntah, perasaan
pusing dan sakit kepala, pembesaran payudara, nafsu makan bertambah, perasaan
lelah, gelisah dan mudah tersinggung.
Gejala Objektif : Tekanan darah tinggi, berat badan
bertambah / berkurang, pigmentasi kulit (kloasma), jerawat (acne), keputihan
(candidiasis vaginal) dan gangguan pola perdarahan : berkurangnya pedarahan
waktu haid (spothing) dan perdarahan antar haid (break throught bleeding).
i)
Penganggulangan
Gejala Sampingan
1)
Perdarahan
diluar haid (spothing, break throught, bleeding)
Berikan penjelasan hal ini hanya
sementara tetapi bila terus menerus, berikan pil KB 1-2 tablet/hari selama
beberapa hari sampai spotting hilang atau diganti dengan pil KB yang kadar estrogennya
lebih tinggi.
2)
Rasa mual
Berikan vitamin B6, ganti dengan pil
yang mengandung esfrogen lebih rendah atau diganti dengan cara KB lainnya
3)
Cloasma
Hentikan penggunaan pil, ganti dengan
cara KB lainnya
4)
Acne
Ganti dengan pil yang mengandung
esfrogen yang lebih tinggi dengan progesteron yang tidak bersifat antiogenik
5)
Candidiasis
vaginal
Berikan antimycotis, ganti dengan pil
yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan
menggunakan cara KB lainnya
6)
Nyeri Kepala
Ganti dengan pil yang mengandung
estrogen lebih rendah atau hentikan penggunaan pil, ganti denga cara KB lainnya
7)
Penambahan
berat badan
Bila penambahan berat badan secara progresif
dan banyak maka pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB
yang lainnya
8)
Varises /
tromboplebitis
Hentikan penggunaan pil dan harus
mendapat perawatan khusus
9)
Hypertensi
Apabila lebih 100 /105 mmHg, maka
penggunaan pil perlu dihentikan dan harus mendapat perawatan khusus
H.
AKDR/IUD
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
1.
Pengertian : Kontrasepsi yang terbuat dari
plastik halus dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter
atau bidan/ paramedis lain yang sudah terlatih
2.
Macam AKDR : Ada berbentuk spiral (lipper Loop) atau
berbentuk cooper T Cu 200,220 atau multi load Cu 250 (ML – Cu 250)
3.
Cara Kerja : Dengan adanya alat ini di dalam
rahim, maka terjadi perubahan pada endometrium. Perubahan ini mengakibatkan
kerusakan (lysis) pada spermatozoa yang masuk, sehingga tidak mampu membuahi
sel telur
4.
Kelebihan AKDR :
a.
Efektifitas
tinggi walaupun masih mungkin terjadi kehamilan 2%
b.
Dengan satu
kali pemasangan, dapat dibiarkan dalam rahim selama bertahun-tahun sehingga
dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama biasanya selama 4 tahun untuk
berlapis tembaga
c.
Murah dan
ekonomis
d.
Tidak ada
kemungkinan kegagalan dalam kesalahan peserta KB
e.
Tidak
bergantung senggama/coitus
f.
Reversibel
dapat dibuka sewaktu-waktu
5.
Indikasi Pemasangan AKDR
a.
Telah mendapat
persetujuan suami
b.
Pernah
melahirkan dan telah mempunyai anak, serta ukuran rahimnya tidak kurang dari
5cm
c.
Telah cukup
jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi
d.
Tidak ingin
hamil paling tidak untuk 2 tahun
e.
Dianjurkan
sebagai pengganti pil KB, bagi peserta yang umumnya di atas 35 tahun
f.
Tidak ada
kontrasepsi
6.
Kontraindikasi
Pemasangan AKDR
a.
Adanya
kehamilan
b.
Infeksi
panggul (pelivis) yang terus menerus, akut, kronis
c.
Lecet (erosi)
atau peragangan pada leher rahim
d.
Diketahui
atau dicurigai kanker rahim
e.
Perdarahan
yang tidak normal dari alat kelamin
f.
Perdarahan
haid yang hebat
g.
Alergi logam
h.
Rahim kecil,
endometriosis
7.
Saat yang baik
untuk pemasangan AKDR
a.
Pada dasarnya
AKDR dapat dipasang setiap saat. Biasanya dilakukan pada waktu haid yaitu pada
akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid karena :
·
Servis lembut
dan sedikit terbuka
·
Perdarahan
dan saket perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada wanita tersebut
b.
Pemasangan AKDR
dapat juga dilakukan sewaktu-waktu pada saat :
·
Segera
setelah indikasi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada tanda-tanda
infeksi misalnya : tidak panas, rahim tidak lembut, tidak ada keputihan seperti
nanah atau banyak sekali.
·
Setelah
melahirkan yaitu : segera setelah melahirkan, 2-4 hari setelah melahirkan, 40
hari setelah melahirkan.
I.
Suntikan
Keluarga Berencana
Suntikan KB mengandung hormon
progesteron tidak mengandung estrogen
1.
Cara Kerja
Kontrasepsi suntikan mencegah
kehamilan dengan cara :
·
Manghalangi
terjadinya ovulasi
·
Menipiskan
endometrium sehingga tidak terjadi iritasi
·
Memekatkan
lendir seviks sehingga menghambat perjalanan spermatozoa melalui kanalis
servikalis
2.
Keuntungan
·
Sangat
efektif, kegagalannya kurang dari 1%
·
Kemungkinan
salah dan lupa memakainya tidak ada
·
Dapat
diberikan pada ibu yang menyusunkan, karena tidak mengurangi produksi ASI (Air
Susu Ibu)
·
Diberikan
setiap 12 minggu sekali
3.
Macam
Kontrasepsi suntikan yang beredar di
indonesia ada 2 (dua) macam yaitu DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) yang
lazim disebut DEPO PROVERA dan Net Oen (Noretisteron Oenathate) yang lazim
disebut NORISTERAT. Depo provera sebagai kontrasepi suntikan diberikan dengan
dosis 150 mg/ 3cc, sedangkan notisteret dengan dosis 200 mg/ 1cc
4.
Waktu
Pemberian, kontrasepsi suntik dapat diberikan pada
·
Pasca
persalinan sampai 40 hari
·
Pasca
keguguran samapai 7 hari
·
Interval
dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari ke lima haid
5.
Cara
Penyuntikan
·
Intramuskular
·
Tempat
penyuntikan
a.
Pada otot
bokong (gluteus) yang dalam, bekas suntikan ditutup dengan plester untuk
mencegah keluarnya obat
b.
Pada otot
pangkal lengan (deltoid)
6.
Indikasi
·
Ibu telah
mempunyai anak hidup
·
Tidak dalam
keadaan hamil
·
Riwayat
siklus haid teratur
·
Tidak
terdapat kontraindikasi
7.
Kontraindikasi
·
Hamil
·
Perdarahan
pervagina yang tidak diketahui sebabnya
·
Tumor atau
keganasan
·
Terdapat
penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah tinggi,
obesitas, diabetes
8.
Efek samping
dan penanggulangannya
§ Depo provera
Þ
Efek Samping dapat
berupa :
a.
Gangguan haid
: amenorhoe, menoragia, metroragia, dan spothing
b.
Gangguan
bukan haid : pusing, sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat,
kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan libido, alergi dan
hiperpigmentasi
Þ
Penanggulangannya
: Penanggulangannya gamgguan haid ada yang tepat tapi untuk sementara
dianjurkan antara lain adalah perbaikan gizi, pemberian pil KB 1 – 3/ hari
selama 5 – 7 hari, penerangan yang lebih intensif, pemberian obat symtomatis.
§ Pada pamakaian suntikan KB dengan Noristerat
Þ
Perdarahan
yang mengganggu, penamggulangannya dengan pil kombinasi 1 tablet/ hari,
(combined pil 1 dd 1) selama 10 hari
Þ
Tidak datang
haid (amenorea), penganggulangannya tidak diberikan pengobatan bila tidak
menimbulkan kegelisahan-kegelisahan. Amenorea ditanggulangi dengan pil kombinasi
2 – 3 tablet/ hari selama 7 hari. Bila amenorea yang terus menerus setelah 3
kali suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka sentikan dihentikan.
J.
Kontrasepsi
Susuk (Norplant)
Kontrasepsi yang populer dengan nama
“susuk KB” ini berisi levonorgertrel, terjadi dari 6 kapsul yang di asersikan
dibawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku.
Levonorgestrel adalah suatu progesten yang telah banyak dipakai dalam pil KB
seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg levonorgertrel.
Setiap hari keenam kapsul akan melepaskan
50 mikrogram levonorgertrel. Dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5
tahun.
§
Keuntungan
a.
Norplant
merupakan cara KB yang sangat efektif dalam menceah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna.
b.
Norplant
tidak dapat merepotkan
c.
Sekali pasang
d.
Norplant
sangat memuaskan, tidak ada yang dimasukan ke dalam vagina dan tidak mengganggu
kebahagiaan dalam hubungan seksual.
e.
Norplant
sangat mudah diangkat kembali, kesuburan langsung dapat kembali setelah
norplant di angkat.
§ Cara Kerja : setelah norplant dimasukan kedalam
kulit lengan atas akseptor, secara tetap sejumlah levenorgestrel akan
dilepaskan. Keadaan inilah yang melindungi akseptor dari kehamilan selama
norplant tetap berada di tempat tersebut.
§ Lama norplant mencegah kehamilan : 5 tahun. Inilah
alasan mengapa norplant disebut sebagai cara KB jangka panjang
§ Daya perlindungan norplant dalam mencegah
kehamilan : tidak dibuktikan bahwa norplant mempunyai daya perlindungan yang
lebih besar dari pada pil KB. Dalam pemakaian sehari-hari hal ini memungkinkan
karena tidak adanya faktor ”lupa” seperti dalam penggunaan pil. Demikian pula
telah dibuktikan bahwa norplant lebih efektif dari pada IUD, kondom dan cara
sederhana lainnya.
§ Indikasi : setiap ibu yang sehat dan tidak ingin
hamil dalam waktu 1 – 5 tahun
§ Kontraindikasi pemakaian norplant : hamil,
kelainan kardiovaskuler, sakit kuning, sakit gula, infeksi pinggul, galaktoca,
prikosit/ nenrosis, riwayat kehamilan ektopik, riwayat molahidatidosa, varices
berat, ibu sedang menyusui.
§ Saat pemasangan norplant : pada saat sedang
mentruasi atau 1 – 2 hari setelah menstruasi selesai.
§ Efek samping : perubahan dalam periode menstruasi
merupakan keadaan yang paling sering ditemui, kadang-kadang ada akseptor yang
mengalami kenaikan dalam berat badan.
§ Tindak lanjut setelah pemasangan norplant :
setelah norplant dipasang, akseptor dipesan datang dua minggu kemudian 13
bulan, 25 bulan, 37 bulan dan 61 bulan, atau setiap waktu bila akseptor
mengalami keluhan/ gangguan/ efek samping. Beberapa sebab seorang akseptor di
anjurkan datang ke klinik sebelum tanggal yang di tentukan :
-
Pemeriksaan
rutin pada waktu pertama kali menstruasi setelah pemasangan
-
Bila 2 bulan
setelah pemasangan akseptor belum mendapat menstruasi. Hal ini kadang-kadang
terjadi, sehingga akseptor menjadi tidak tenang. Untuk sebaiknya dilakukan test
kehamilan.
-
Bila akseptor
ingin hamil lagi
-
Bila akseptor
akan pindah alamat, karena norplant merupakan metode yang baru, tidak semua
petugas dapat membuka pengangkatan/ pemasangan norplant.
K.
Kontrasepsi
Mantap
1.
Kontrasepsi
mantap pada istri (tubektomi) MOW
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan
melalui tindakan operasi kecil dengan mengikat dan memotong saluran tuba
(telur) pada istri. Dengan demikian telur dari ovarium tidak dapat mencapai
organ rongga rahim, sehingga tidak terjadi bembuahan, dengan tubektomi hubungan
suami istri tidak terganggu, fungsi haid berlangsung seperti sedia kala, dan
kesehatan fisik , mental, maupun emosi tidak terganggu.
Tubektomi dapat dilakukan pada pasca
peralihan, pasca keguguran dan tindakan dilaksanakan dalam jangka waktu 24 jam
atau selambat-lambatnya 48 jam setelah melahirkan
·
Keuntungan
a.
Pasien
dirawat di rumah sakit dan lamanya perawatan tidak lama
b.
Uterus dan
kedua tubannya masih belum berinvolusi (uterusnya masih besar dan kedua
tubannya masih panjang) sehingga operasinya mudah dan hanya memerlukan anastesi
local.
2.
Kontrasepsi
mantap pada suami (vesektomi) MOP
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan
melalui tindakan operasi ringan dengan cara mengikat atau memotong saluran
sperma (vas deferent) sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak
mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.
·
Keuntungan
a.
Tidak ada
mortalitas (kematian)
b.
Morbiditas
(mengakibatkan sakit) kecil sekali
c.
Tidak perlu
dirawat di rumah sakit
d.
Dilakukan
anastesi lokal, hanya kurang lebih 15 menit
e.
Kemungkinan
kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian laboratorium
f.
Tidak
mengganggu hubungan seksual dan jumlah cairan mani yang dikeluarkan waktu
coitus tidak berubah
g.
Biaya murah
h.
Dapat
dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang tidak selalu harus
dikamar operasi
3.
Efek samping,
kulit membiru atau lecet, pembengkakan dan rasa sakit, keadaan merupakan hal
yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa atau pengobatan sederhana. Gejala
tersebut timbul sebagai akibat persiapan, teknik dan perawatan yang kurang
sempurna disamping factor penderita sendiri.
4.
Penanggulangannya
·
Pemberian
antibiotik dan malgetik
·
Konsultasi
dengan ahli jiwa pada peserta yang mengalami gangguan psikologis.
5.
Kegagalan
Pada vasektomi dapat juga terjadi
kegagalan, yaitu terjadinya konsepsi sesudah dilakukan vasektomi antara lain :
·
Kesalahan
memotong
·
Cara mengikat
tidak sempurna, lepas atau terlalu keras sehingga mengiris dinding vesdeferent.
·
Duplikasi vasdeferent
(kelainan bawaan)
·
Bersenggama
sebelum sperma betul-betul negatif
·
Adanya
penyambungan kembali dari ujung-ujung vas deferent yang dipotong.
L.
Patofisiologi
pemberian
kontrasepsi homoral
(berisi
estrogen dan progorteron)
Terjadi
feed back pada bagian hipotitis irogesteron
Anterior
estrogen dan progesteron sangat tinggi ↓
↓ Lendir
Serviks Jadi Lebih Kental
FSH
dan LH Tidak Diproduksi ↓
↓ Sel Sperma
Sulit Untuk Ditembus
Di Kelenjar
Digrat Tidak Terbetuk ↓
↓ Sel Sperma Dan Sel
Telur Sulit Bertemu
Hormon Estrogen
Tidak Dihasilkan ↓
↓ Pembuahan
( - )
Tidak
Siap Untuk Nidasi
Mengusahakan
agar tidak terjadi ovulasi
Melumpuhkan
sperma
Menghalangi
pertemuan sel telur dengan sperma
↓
Kontrasepsi
M.
Data
Fokus
1.
Identitas
klien (nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, dll)
2.
Kaji jumlah
anak saat ini (jarak kehamilan / usia anak, lama perkawinan)
3.
Jumlah anak
yang direncanakan
4.
Adakah
masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual, vakum, forsep, dsb
5.
Apakah ibu
pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya seperti suntikan, pil, dll
6.
Adakah
keluhan dalam pengunaan kontrasepsi mual, perdarahan, nyeri saat berhubungan,
porforasi, infeksi, atau haid ulang tidak teratur, BB meningkat
7.
Riwayat
sosial adakah pantang yang terkait budaya/ kultum, kebiasaan, merokok, minum-minuman
keras
8.
Harapan pada
jenis kelamin anak tertentu
N.
Pemeriksaan
fisik
1.
Keadaan umum
: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia, kelemahan
2.
Umur, berat
badan/ tinggi badan, nadi
3.
Pemeriksaan
secara spesifik pada organ terkait dengan pernyataan klien bila ada penyakit
tertentu seperti jantung, paru dan genitalis
4.
Periksa :
adakah blood show/ keluar darah dari vagina, varises, ukuran uterus yang
mengalami kelainan
5.
Adakah adema,
acne, varices pada ekstrimitas.
O.
Pemeriksaan
penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang
kecuali ada riwayat perdarahan maka diperiksa
·
Hb biasanya
< 10g/ dl
·
Trombosit
(biasanya normal/ turun bila perdarahan hebat)
·
Leukosit
(biasanya sedikit meningkat > 10.000/ mm3)
P.
Pemeriksaan
psikososial
1.
Pastikan
keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
2.
Adakah
keyakinan atau pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
3.
Adakah
ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
4.
Status
kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini, tingkat penghasilan,
pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya
Q.
Analisa
Data
No
|
Data
|
Etrologi
|
Masalah
|
1
|
DS : klien mengatakan bingung untuk memilih alat
kontrasepsi
DO : klien bertanya pada petugas kesehatan
|
Kurang informasi
↓
Tentang pengetahuan terkait dengan KB
↓
Klien bingung dengan alat kontrasepsi
↓
Ketidakmampuan memilih alat kontrasepi
|
Ketidakmampuan memilih
alat kontrasepsi
|
2
|
DS :
klien mengatakan haid tidak teratur
DO : klien menggunakan alat kontrasepsi pil
|
Proses adaptasi hormonal
↓
Ketidakseimbangan hormon progerteron dan
ertrogen
↓
Haid tidak teratur/ spothing
↓
Perubahan pola haid/ spothing
|
Perubahan pola haid/
spothing
|
3
|
DS : klien mengatakan khawatir untuk menggunakan
alat kontrasepsi atau tindakan operasi
|
Penggunaan kontrasepsi/akan dilakukan operasi
↓
Adanya efeksamping dari kontrasepsi/ pembedahan
↓
Cemas/ anxietas
|
Gangguan rasa aman :
cemas
|
4
|
DS : Klien mengatakan sejak menggunakan
kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat di muka
Berat badannya naik
DO : klien akseptor KB pil
|
Akseptor KB pil
↓
Berisi hormon progesteron
↓
Keseimbangan progesteron dan estrogen terganggu
↓
Timbul gejala-gejala sampingan
↓
Pigmentasi dan jerawat pada muka, BB naik
↓
Gangguan body image
|
Ggn konsep diri body
image
|
5
|
DS : Klien mengeluh sakit pada daerah insisi
DO : - Kulit lebam
- Pembengkakan daerah insisi
- Kemerahan daerah insisi
|
Tindakan
Operasi (MOW/MOP)
Luka
terbuka
Media
masuknya mikroorganisme
Resiko Infeksi
|
Resiko Infeksi
|
R.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Perubahan
pola haid. Spothing haid berhubungan dengan proses adaptasi homoral ditandai
dengan klien mengatakan haid tidak teratur
2.
Ketidakmampuan
memiliki alat kontrasepsi yang efektif berhubungan dengan kurangnya informasi
atau pengetahuan terkait dengan KB. Ditandai klien banyak bertanya
3.
Gangguann
rasa aman : cemas berhubungan dengan akan dilakukan operasi/terjadinya efek
samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien mengatakan
khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi
4.
Gangguan
konsep diri : body image berhubungan dengan timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi
dan jerawat pada muka, BB meningkat), ditandai dengan klien mengatakan sejak
menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada
muka dan berat badannya meningkat
5.
Resiko
Infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka ditandai dengan kemerahan daerah
insisi, pembekakan daerah insisi dan klien mengeluh sakit pada daerah insisi.
S.
Intervensi
Keperawatan
No.
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Tupan : dalam waktu 2
bulan pola haid kembali normal
Tupan : dalam waktu 1
bulan haid normal dengan kriteria
·
Sifat darah
haid kembali pada siklus awal/ biasa
·
Tidak ada
spothing haid yang berulang
|
·
Kaji
lamanya dan banyaknya spothing
·
Jelaskan
pada ibu efek samping alat kontrasepsi akor dan homoral pada hari-hari
pertama pemakaian alat kontrasepsi
·
Observasi
untuk Pemeriksaan Lab, Hb, Leukosil, Trombosit, Ht
|
·
Untuk
mengetahui siklus haid dan mengetahui lamanya haid dan jumlah pedarahan pada
saat haid
·
Pada
hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi akor dan homoral biasanya
terjadi efek samping dari kontrasepsi tersebut
·
Data
penunjang dapat mengetahui kadar keseimbangan hormon
|
2.
|
·
Tupan dalam
jangka waktu 1 bulan kliern bisa memilih alat kontrasepsi yang efektif untuk
kesehatannya.
Tupen : dalam jangka
waktu 1 minggu klien dapat memilih kontrasepsi yang efektif dengan kriteria
·
Klien dapat
memilih salah satu alat KB sesuai dengan kondisinya untuk menguda kehamilan
(pil, suntik, pantang berkala), untuk menjarangkan kehamilan (AKOR, suntik),
mengakhiri/ menjaga kesehatan (mow, pow).
|
·
Kaji
tingkat pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kondisinya
·
Jelaskan
pada klien tentang epertivitas efisien dari masing-masing alat kontrasepsi,
keuntungan, kerugian, indikasi dan kontraindikasi
·
Berikan
pendidikan kesehatan kepada klien beserta suaminya untuk menentukan pilihan
kontrasepsi yang mereka inginkan
|
·
Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan klien agar dapat menentukan intervensi
selanjutnya
·
Memberikan
gambaran tentang alat-alat kontrasepsi
·
KB yang
diinginkan akan sesuai dengan kondisi suami istri
|
3.
|
Tupan dalam jangka
waktu 1 bulan kecemasan dapat dikurangi/ dikontrol
Tupan : dalam jangka
waktu 1 minggu kecemasan dapat berkurang dengan kriteria :
·
Klien
tampak tenang dan dapat memahami efek samping penggunaan alat kontrasepsi
·
Klien
kooperatif dan mau bekerja sama dalam pemasangan alat kontrasepsi
|
·
Kaji
tingkatan cemas
·
Jelaskan
pada klien tentang tindakan operasi/efek samping dari alat kontrasepsi
·
Berikan
kesempatan pada ibu untuk bertanya tentang keraguan alat kontrsepsi
·
Berikan
support psikososial kepada klien, terhadap pemasangan alat kontrasepsi
|
·
Untuk
mengetahui tingkatan klien
·
Sebagai
pengetauan untuk klien, supaya klien dapat memilih salah satu alat
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya
·
Dapat
menurunkan kecemasan klien dalam memilih alat kontrasepsi
·
Supaya
klien dapat beradaptasi terhadap pemasangan alat kontrasepsi pada menggu awal
pemasangan
|
4.
|
Tupan : klien tidak
merasa malu dengan keadaannya
Tupan : klien mersa
percaya diri dengan keadaannya dengan kriteria klien tidak malu lagi dengan
keadaan wajahnya
|
·
Jelaskan
efek samping KB pil
·
Anjurkan
klien untuk konsultasi dengan spesialis kulit
|
·
Menambah
wawasan/ pengetahuan bagi klien untuk mendapat informasi lebih untuk menentukan
intervensi selanjutnya
|
5
|
Tupan : Infeksi dapat
dicegah
Tupen : Dalam waktu
2x24 jam tidak ada tanda infeksi,dengan kriteria :
§ Pembengkakan berkurang
§ Sakit tidak ada
§ Kemerahan berkurang
|
·
Kaji TTV
·
Berikan
perawatan luka
·
Anjurkan
klien selalu menjaga personal hygience
·
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian antibiotik
|
·
Mengetahui
keadaan umum klien
·
Mencegah
infeksi
·
Mencegah
pemaparan mikroorganisme
·
Mencegah
infeksi lebih berat
|
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani.
2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Salemba Medika Jakarta.
Nugroho,
Taufan. 2011.Buku Ajar Obstretri.yogjakarta:Nuha
Medika
Green,C.
J and J. M. Wilkinson. 2012. Rencana
Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Wilkinson,
Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Buku
Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Wilkinson,
Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnisa Medis & Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Saleha, Sitti.
2009. Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas. Jakarta
: Salemba Medika
Morgan,
Geri.2009.Obstretri & Ginekologi
Panduan Praktik (Practice Guidelines For
Obstretri& Gynecology).Jakarta:EGC
Dutton,L.A.,
Densmore,J.E., & Turner,M.B.2011.Rujukan Cepat Kebidanan. Jakarta:
EGC.
Manuaba,C.,
Manuaba, F.,& Manuaba.2008.Gawat
Darurat Obstretri Ginekologi &
Obstretri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.Jakarta:EGC
Manuaba,C.,
Manuaba, F., & Manuaba. 2007. Pengantar
Kuliah Obstretri. Jakarta:EGC
Carpenito,
Lynda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Jakarta : EGC
Bobak.
L. J. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
Oxorn,
Harry dan Forte W.R. 2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta.
Yayasan Essentia Medica
Depkes
RI, 2011, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA),
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga,
Jakarta.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Menkes Upayakan Kejar Target MDG’s.
(2013, http://www. dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 25 april 2015).
Prawirohardjo,
Sarwono. 2009 . Ilmu Kebidanan .Jakarta
. PT.Bina Pustaka.
Rasjidi,
Imam. 2009. Sectio Saesarea dan
Laparotomi Kelainan Adneksa. CV Sagung Seto Jakarta.
Azizah,
Ninik.September 2013.Jurnal EduHealth.Volume 3.No 2.halaman 69-132
Hidayat.2009.Pengantar Riset Keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika
Walyani, Elisabeth Siwi.2015.Asuhan
Kebidanan Kehamilan.yogyakarta:Pustaka Baru Press
0 komentar:
Posting Komentar