LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PERIODE BAYI BARU LAHIR
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tahap
Profesi
Stase Keperawatan Maternitas
Oleh :
ATTIH HARTINI SUTISNA, S.Kep
4012180010
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA PUTERA
JURUSAN S-1 ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2017
PERAWATANA
MATERNITAS PADA
BAYI
BARU LAHIR
A. Definisi
Bayibaru lahir
adalah bayi lahir sampai usia 4 minggu, lahir biasanya dengan usia gestasi 38 –
42 minggu, pada kehamilan cukup bulan, berbagai system fisiologis dan antomi
mencapai tingkat perkembangandan memungkinkan janin memiliki eksistensi
terpisah dari ibunya. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki kompotensi
prilaku dan interaksi sosial.
Periode neonatal
yang berlangsung sejak bayi sampai usia 28 hari. Merupakan waktu berlangsungnya
perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir.
B. Penilaian
Anak di Lakukan Secara AFGAR :
Penilaian keadan
umum bayi di tentukan pada 1 menit pertama, 5 menit dan 10 menit dengan menggunakan
penilaian AFGAR.
NO.
|
TANDA
|
ANGKA PENILAIAN
|
||
0
|
1
|
2
|
||
1
|
APPERANCE
( Warna kulit)
|
Biru pucat
|
Badan merah, anggota
biru
|
Seluruh badan merah
|
2
|
PULSE RATE
(Frekuensi Nadi)
|
Tidak Ada
|
Lambat (< 100)
|
≥ 100x/ mnt
|
3
|
GRIMACE
(Reaksi rangsangan)
|
Tidak Ada
|
Sedikit gerakan mimic
(grimace)
|
Batuk/ bersin
|
4
|
ACTIVITY
(Tonus Otot)
|
Tidak Ada
|
Fleksi dari anggota
tubuh
|
Pergerakan aktif
|
5
|
RESPIRATION
(Pernapasan)
|
Tidak Ada
|
Lambat (Tidak
teratur)
|
Baik, menangis
|
Nilai AFGAR :
·
0 – 3 asfiksi
berat
·
4 – 6
asfiksi sedang
·
7 – 10
keadaan bayi naik/ normal
C.
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||
D.
ADAFTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR
1.
Sistem
Pernapasan
Stimulus yang pertama kali membantu
pernapasan adalah factor kimia dan suhu, udara masuk ke paru-paru dan alveoli
sebagian masuk kafiler dan linpe sebagian keluar saat persalinan dan
pengeluaran bayi.
2.
Sistem
Sirkulasi
Terjadi secara bertahap karena
adanya perubahan tekanan jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar.
3.
Sistem termolegurasi
Bayi kehilangan panas tubuh karena:
a.
Permukaan
bayi yang luas, panas hilang karena lingkungan
b.
Terlambatnya
penyimpanan cadangan panas pada lapisan lemak subcutan.
c.
Mekanisme
bayi dalam memproduksi panas tubuh (fungsi hypothalamus belum sempurna)
4.
System
hemopoesis
Volume darah bayi saat dari plasenta
80-85 ml/kg BB, saat setelah pemotongan tali pusat 300 ml/kg BB.
5.
Keseimbangan
cairan dan elektrolit
Pada saat lahir banyaknya cairan
73%/BB, pada saat dewasa 58%/BB.
6.
System
gastrointestinal
System kunjugasi bilirubin terpenuhi
mempengaruhi joundis fisiologis ditandai keluar mekonium berwarna hitam.
7.
System
perkemihan
Defisiensi fungsi ginjal dalam
mengkonsentrasikan urin dan menanggulangi kondisi stress cairan dan elektrolit
seperti dehidrasi atau kelebihan cairan.
8.
System
integument
Struktur kulit: fungsinya masih imatur,
kelenjar lemak sangat aktif karena banyaknya androgen dari ibu, kelenjar
keringat dalam respon panas atau
stimulasi keringat saat menangis suara seperti orang dewasa.
9.
System
muskuloskeletal
Banyaknya kartilago, tengkorak
relative lebih lembut dan terpisah dari membrane.
10. System imunologi
BBL telah dilengkapi beberapa
pertahanan infeksi kulit sel-sel pembunuh kuman, pembentukan antibody spesifik,
tetapi antibody yang terbentuk belum cukup kuat dan masih rentan terhadap berbagai
penyakit.
11. System endokrin
Berkembang secara edekuat tapi masih
imatur: dampak sex hormone si ibu sangat jelas (pubertas miniature)
12. System persarafan
Reflek primitive, system saraf
otonom, mielinisasi, system saraf mengikuti system cephalo kaodal proksimo
distal.
13. Fungsi panca indra
Fungsi indra yang paling sensitive adalah pada kulit karena seluruh sensasi
dapat diterima pada seluruh permukaan kulit telapak tangan dan kaki relative
lebih peka.
E.
Kemungkinan Data Fokus
Pemeriksaan
Fisik
1. Kaji keadaan umum
Keadaan pada posisi
terlentang,tengkurap, kulit (biru,pucat, kuning, perdarahan, jaringan
subkutis), kesadaran : kompos mentis,
tangisan bayi (lapar. popok basah)
2.
Postur
Inspeksi dan palpasi : pincak kepala, lengan tungkai bawah dalam
keadaan flexi ringan, tangan menggegam.
3. Mengkaji tanda – tanda vital : Denyut
jantung dan denyut nadi 120 – 160 x /menit, suhu 36 – 37 ˚C, Respirasi 30 – 60 x / menit,
Tekanan darah 78/42 mmHg.
Berat badan :
Perempuan 2.5 – 4 Kg, Laki – laki 3.5
Kg
Panjang badan : Dari kepala sampai tumit normal 45 – 50 Cm
Lingkar kepala : 33 – 35 cm ukuran lingkar kepala dan dada
bias hamper sama selama 1 – 2 hari setelah lahir
Lingkar dada : dua sentimeter lebih kecil dari pada lingkar
kepala : 30 – 33 cm
4. Integumen
Warna : merah
muda bervariasi pada setiap etnik, pigementasi mulai terjadi gelap dilapisan
basal epidermis segera setelah lahir,adanya ikterik, fisiologis dialami 50 %
bayi cukup bulan
Tanda lahir : Inspeksi
dan palpasi untuk melihat lokasi, ukuran, distribusi, kararkteristik
5. Kepala :
inspeksi bentuk dan ukuran : besarnya seperempat panjang tubuh molase,
Periksa caputsuccedanum peralihan adanya ekomosi.
Inspeksi pola, distribusi jumlah
rambut, raba tekstur : keperakan, helai rambut satu – satu, menempel datar pada
kulit; pola pertumbuhan adalah menuju muka dan leher.
6. Mata : Kedua mata jarakny masing – masing 1/3 dari
kantung yang lainnya
Bentuk dan ukuran :
Simetris, reflek kedip, oedema jika
ditetes parae nitrat
Kelopak mata : Keberadan
ukuran
Gerakn bola mata : Strabismus, Nistagmus, sementara sampai usia
bulan ke 3 /ke 4
Alis mata : Distribusi penyebaran atau terpisah (tidak
berhubungan di garis tengah)
7. Hidung
Observasi ukuran, letak, kepatenan,
konfigurasi tulang hidung
8. Telinga
Observasi ukuran, letak, kepala
jumlah kartilago N : Ukuran kecil besar, lentur, pendengaran
9. Wajah
Observasi wajah secara menyeluruh :
deformitas dan posisi
10. Mulut
Inspeksi
dan palpasi : Warna bibir, bentuk bibir sumbing atau tidak
Gusi : Lidah, ukuran,warna
11. Leher
Inspeksi dan palpasi :
Panjang,pendek, dikelilingi lipatan kulit
tidak, ada selaput teraba, posisi,kelenjar thyroid teraba tidak
12. Abdomen
Inspeksi dan palpasi : Tali pusat,arteri, vena putih keabu – abuan
Auskultasi : Bising usus 12 x/menit
13. Genitalia
a. Perempuan :
Klitoris biasanya oedema,labia mayora pada bayi cukup
Bulan
b. Laki –laki
Inspaksi dan palpasi penamoilan umum
-
Penis : Meatus urinarius di
ujung penis
-
Prepusium : Menutupi glans penis dan di tarik
kebelakang
-
Skrotum
rugae
-
Testis : Keraba pada setiap sisi
-
Berkemih : Selam dalam 24 jam aliran
adekuat, jumlah adekuat
-
Reflek
ereksi : Ereksi bisa spontan dan
ketika alat kelamin di sentuh
-
Kriemoler : Testis tereaksi terutama bila
bayi baru lahir kedinginan
14. Ekstremitas
Umum :Inspeksi dan palpasi
-
Derajat
fleksi
-
Rentan
pergerakan sendi
-
Kesimetrisa
gerakan tonus otot
-
Klavikula
-
Inspeksi
dan palapasi lengan dan tangan : lebih panjang dari tungkai
-
Jumlah jari
-
Palaopasi
humerus : Tangan sering menggemngam
-
Persendian,
bah, siku, Pergelangan tangan, jari, reflek mengenggam
Tumgkai dan kaki : Inspeksi dan
palpasi
-
Warana
-
Kebutuhan
-
Panjang
-
Luteus
mayor
-
jumlah jari
kaki
-
Kram
persendian
-
Panggul
-
Lutut
-
Pergelangan
kaki
-
Jari kaki
15. Punggung
Inspeksi dan
palpasi
-
Tulang
punggung
-
Punggung
daerah pilonidal
-
Bahu
-
Reflek
-
Selaput
-
Kristaliliaka
-
Pangkal
hidung
16. Anus
Inspeksi dan palpasi
-
Tempat
-
Potensi
-
Distensi
abdomen
-
Jumlah
-
Lesi pada
spingter
-
Pengeluaran
mekonium, feses
-
ubang di
daerah anus
F.
Perawatan Kolaboratif
1. Lingkungan yang protektif yang sangat diperlukan
dalamperawatan bayi baru lahir
a. Faktor lingkungan : Penyediperorangan yang
adekuat, menghilangkan kondisi bayi yang dapat menimbulkan kebakaran,pengamanan
alat – alat bertenaga listrik,ventilasi yang adekuat.
b. Tindakan untuk menghindari infeksi : Tempat
sampah jauh letaknya 60 cm minimal, mecuci tangan dengan baik saat akan menangani
bayi
2. Adopsi terhadap kehidupan diluar rumah
a. Suhu tubuh
b. Supali O2 yang adekuat
c. Mempertahankan bersihan jalan nafas
d. Menghisap pada jalan nafas
e. Menghangatkan bayi yang mengalami hipotermi
3. Mendukung orang tua dalam perawatan bayi mereka
a. Interaksi sosial
b. Memberi makanan bayi
c. Mengendong dan mengatur posisi
d. Merawat talipusat
e. Memandikan bayi
f. Ruam
g. Pakaian
h. Perawatan linen bayi
F. Analisa
data
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||
1
|
DO :
-
Frekuensi
nafas >60x/menit
-
Suhu <
36 ˚C
-
Nadi 160
x/menit
-
Terdapat
pernafasan cuping hidung
-
Terdapat
mucus pada saluran cerna
|
Pengembangan paru belum sempurna
Terjadinya penumpukan secret dalam jalan nafas
Suplai
O2 kejaringan menurun
Usaha
bernafas meningkat
Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif
|
Resiko bersihan jalan
nafas tidak efektif
|
|||
2
|
DO :
-
Suhu <
36 ˚C
-
Akral
dingin
-
Kulit
bayi tipis transparan
-
Lemak
subkutan minimal/lemak coklat terbatas
|
Bayi
baru lahir
Lemak
subkutan minimal / lemak coklat terbatas
Kemampuan menggigil menurun
Aktifitas
kurang
Resiko hipotermia
|
Resiko hipotermia
|
|||
3
|
DS: -
DO :
-
Ada anggota keluarga baru (bayi)
|
kelahiran bayi cukup bulan
Penambahan anggota baru
Perubahan peran sebagai ibu, ayah, anak
Perubahan peran keluarga
|
Perubahan peran
keluarga
|
|||
4
|
DO :
-
Kulit
bayi yang tipis dan transparan
-
Pertahanan
tubuh bayi masih kurang
-
Perawatan
tali pusat kurang maximal
-
Ketidak
tahuan ortu dalam merawat talipusat
-
Kebersihan
ibu (tidak mencuci tangan sebelum / sesudah merawat tali pusat)
|
Bayi
baru lahir
Cadangan
immunoglobulin maternal menurun
Sistem imun belum optimal
Adanya
port de’ entry
Kuman
mudah berkembang biak
Resiko infeksi
|
Resiko infeksi
|
G. Diagnosa Keperawataan
a. Perubahan peran keluarga berhubungan dengan
adanya anggota keluarga baru.
b. Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi mucus meningkat
c. Resiko terjadinya hipotermi b/dPusat pengaturan
suhu di hipotalamus belum optimal
d. Resiko terjadinya infeksi b/d Sistem imun belum optimal
- Rencana Asuhan Keperawatan
No DX
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Tupan :
Proses perubahan
peran dalam keluarga dapat dilalui dengan baik
Tupen :
Keluarga mau dan
mampu menerima peran keluarga dengan baik
dengan criteria :
- ibu dan ayah
merasa bahagia dengan kelahiran putrid / putra
|
1.
Beri
tahukan pada ayah/ibu atau keluarga yang lain jenis kelamin dan kondisi bayi
sesaat setelah lahir
2.
Libatkan
ayah ( suami klien ) saat proses persalinan
3.
Langsung
berikan ASI sesaat setelah bayi lahir ( sudah dibersihkan )
4.
Usahakan
bayi dan ibu berada dalam satu ruangan perawatan ( rooming in )
5.
Libatkan
semua anggota keluarga untuk mengenal anggota keluarganya yang baru dan
jelskan tugas dan peran utamanya pada masing-masing anak yang sebelumnya.
6.
Biasakan
anggota keluarga untuk selalu menyentuh dan menemani serta berkomunikasi
dengan bayi setiap ada kesempatan
|
1.
Dengan
menyebutkan hal tersebut akan tahu ekspresi wajah dari anggota keluarga,
apakah bayi ini lahir diharapkan atau tidak
2.
Agar
suami bias tahu perjuangan istri saat melahirkan ( program sayang istri dan
anak )
3.
Menyusui
ASI langsung setelh lahir bias menambah rasa sayang ibu dan anak.
4.
Perawatan
bayi satu ruangan dengan ibu bias menambah ikatan antara ibu dan anak
5.
Agar
pengenalanseperti itu bias meminimalkan rasa cemburu dari anggota
keluargany7a yang lain utamanya kakak bayi yang sudah bias menilai apakah
ibu/ayah pilih kasih atau tidak.
6.
Dengan
sikap tersebut, bayi responsive dan anggota keluarga akan cepat merasa
terbiasa hidup berdampingan dengan bayi.
|
2
|
Tupan :
Bersihan jalan nafas
efektif
Tupen :
Dalam waktu kurang
dari 24 jam bersihan jalan nafas efektif dengan criteria :
- Frekuensi nafas
normal 120 – 160 x/mnt
- Pernafasan
cuping hidung tidak ada
- Mucus berkurang
|
1.
Kaji
tanda – tanda vital
2.
Lakukan
hisapmulut
3.
Tepuk –
tepuk punggung bayi
4.
Posisikan
bayi dengan posisi miring apabila sudah di berikan makan
|
1.
Mengetahui
keadaaan umum bayi
2.
Untuk
memperlancar jalan nafas
3.
Membantu
pengeluaran sekret
4.
Untuk
mencegah aspirasi
|
3
|
Tupan :
Hipotermi tidak
terjadi
Tupen :
Dalam waktu 1 hari
resiko hipotermi tidak terjadi dengan criteria :
- Suhu tubuh
normal (36 – 37 ˚ C)
- Kulit teraba
hangat
|
1. Kaji suhu bayi setiap 2 jam
2. Tempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat
3. Ganti alat tenun (popok &parnel) apabila
basah
4. Kaji tanda – tanda hipotermi
5. Hindari bayi kontaks langsung dengan udara
dingin
|
1. Untuk mengetahui adanya peningkatan atau
penurunan suhu
2. mempertahankan suhu bayi dalam keadaan normal
3. Mencegah kehilangan suhu tubuh melalui
evaporasi
4. Untuk menghindari kehilangan suhu tubuh yang
tidak terduga
5. Mencegah terjadinya hipotermi
|
4
|
Tupan :
Infeksi tidak terjadi
Tupen :
Dalam waktu 2 hari
resiko infeksi tidak terjadi dengan criteria :
- Tidak ada tanda
– tanda infeksi
- Reflek menelan
dan menghisap baik
|
1.
Ganti
balutan tali pusat setiap hari sehabis mandi
2.
Kaji
tanda vital dan keadaan umum bayi
3.
Cuci
tangan setiapdan sebelumkontak dengan bayi
4.
Pertahankan
kulit bayi tetapkering dan bersih
5.
Hindari
bayi kontak langsung dengan yang mengalami infeksi
|
1.
dengan
penggantian tali pusat setiap hari di usahan mikroorganisme tidak berkembang
biak
2.
Meningkatnya
suhu tubuh dapat menandakan proses inflamasi sedang berlangsung
3.
Diharapkan
penyebaran unfeksi melalui tangan tidak terjadi
4.
Mencegah
adanya kehilangan suhu tubuh dan mencegah adanya mikroorganisme yang masuk ke
dalam tubuh
5.
Karena
daya tahan tubh bayi belumoptimal sehingga bayi mudah terrular
|
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani.
2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Salemba Medika Jakarta.
Nugroho,
Taufan. 2011.Buku Ajar Obstretri.yogjakarta:Nuha
Medika
Green,C.
J and J. M. Wilkinson. 2012. Rencana
Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Wilkinson,
Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Buku
Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Wilkinson,
Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnisa Medis & Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Saleha, Sitti.
2009. Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas. Jakarta
: Salemba Medika
Morgan,
Geri.2009.Obstretri & Ginekologi
Panduan Praktik (Practice Guidelines For
Obstretri& Gynecology).Jakarta:EGC
Dutton,L.A.,
Densmore,J.E., & Turner,M.B.2011.Rujukan Cepat Kebidanan. Jakarta:
EGC.
Manuaba,C.,
Manuaba, F.,& Manuaba.2008.Gawat
Darurat Obstretri Ginekologi &
Obstretri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.Jakarta:EGC
Manuaba,C.,
Manuaba, F., & Manuaba. 2007. Pengantar
Kuliah Obstretri. Jakarta:EGC
Carpenito,
Lynda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Jakarta : EGC
Bobak.
L. J. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
Oxorn,
Harry dan Forte W.R. 2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta.
Yayasan Essentia Medica
Depkes
RI, 2011, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA),
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga,
Jakarta.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Menkes Upayakan Kejar Target MDG’s.
(2013, http://www. dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 25 april 2015).
Prawirohardjo,
Sarwono. 2009 . Ilmu Kebidanan .Jakarta
. PT.Bina Pustaka.
Rasjidi,
Imam. 2009. Sectio Saesarea dan
Laparotomi Kelainan Adneksa. CV Sagung Seto Jakarta.
Azizah,
Ninik.September 2013.Jurnal EduHealth.Volume 3.No 2.halaman 69-132
Hidayat.2009.Pengantar Riset Keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika
Walyani, Elisabeth Siwi.2015.Asuhan
Kebidanan Kehamilan.yogyakarta:Pustaka Baru Press
0 komentar:
Posting Komentar