This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 03 Februari 2018

LP TUMBUH KEMBANG PADA ANAK


 

LAPORAN PENDAHULUAN
TUMBUH KEMBANG ANAK







Description: logo STIKes.jpg








DISUSUN OLEH :
ATTIH HARTINI SUTISNA, S.Kep
NIM : 4012180010





PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2017/2018


LAPORAN PENDAHULUAN
TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

A.      Pengertian
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan deimensi tingkat sel, organ maupun individu yang biasa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram) ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan keseimbangan metabolic  (Soetjiningsih, 1995).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skil) dalam struktur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan di sini menyangkut adanya proses diferensasi, dari sel-sel tubuh, haringan tubuh, organ-oragan sistem, organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan  (Soetjiningsih, 1995).
Tumbang fisik; perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organism
Tumbang intelektual; berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan mengenai materi yang bersifat abstrak dan simbolik ( kematangan fungsi neurologi).
Tumbang emosional; kemampuan untuk membentuk ikatan batin, bercinta, berkasih saying, dan kemampuan untuk menangani kegelisahan.

B.       Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Secara umum ada dua faktor adalah :
1.        Faktor genetik
a.         Faktor bawaan yang normal dan patologik
b.        Jenis kelamin
c.         Suku, bahasa dan bangsa
2.        Faktor lingkungan (Bio, Fisiko, psiko, Social)
a.         Internal yaitu intelegensia, hormone dan emosi
b.        Eksternal yaitu kebudayaan, status social ekonomi, keluarga, nutrisi, olahraga, dan urutan anak dalam keluarga.
c.         Faktor prenatal ; Gizi ibu pada waktu hamil, Mekanis, Toksik/ zat kimia, Endokrin, Radias, Infeksi, Stress, Imunitas, Anorexia embrio.
d.        Faktor postnatal : Lingkungan biologis, Faktor fisik, Psikosocial, Faktor keluarga dan adat istiadat.

C.      Tahap Tumbuh Kembang
Tahap/ Usia
Radius Hubungan Bermakna
(Sullivan)
Tahap Psikoseksual
(Freud)
Tahap Psikososial
(Erikson)
Tahap Kognitif
(Piaget)
Tahap Penilaian Moral (Kohl Bergh)
Bayi lahir sampai        1 tahun
Individu maternal (unipolar-bipolar)
Sensori oral
Percaya vs tidak percaya
Sensori motorik (lahir sampai           18 bulan)
-           
Masa usia bermain (1-3 tahun)
Individu parenteral
Anal-uretral
Anatomi vs malu dan ragu-ragu
Pikiran praoperasionak, fase pra-konseptual/ berpikir, transduktif    (2-4th)
Tingkat pra konvensional/ pramoral, hukuman dan orientasi kepatuhan
Masa anak-anak awal        (3-6 tahun)
Keluarga dasar
Falik – lokomotor
Inisiatif vs rasa bersalah
Pikiran praoperasional, fase intuitif/ (berpikir transduktif  (4-7 th)
Tingkat prakonvensional/ pra moral
Masa anak-anak tengah    (6-12 tahun)
Tetangga, sekolah
Latensi
Industri vs infeniuritas
Operasi konkret  (berpikir konduktif dan mulai logis)   (usia 4-7 th)
Tingkat konpensional orientasi anak laki-laki yg baik, anak perempuan yg manis, orientasi hokum dan perintah
Remaja      13-18 tahun)
-  Kelompok sebaya dan kelompok luar
-  Model kepemimpinan
-  Pasangan dlm persahabatn, seks, kompetensi dan kerjasama
Genitalitas
Identitas dan penyangkalan vs bingung identitas
Operasi formal (berfikir, deduktif dan abstrak0
-  Tingkat pasca konvensional/ prinsip
-  Orientasi traksional
-  Orientasi prinsip etis universal (tdk lagi termauk dlm teori lingkungan)
Masa dewasa awal
Membagi pekerjaan dan rumah tangga
-
Intimasi dan solidaritas vs isolasi
-
-
Masa dewasa muda dan menengah
Umat manusia “saya”
-
Generativitas vs absorpsi diri
-
-
Dewasa akhir
-
-
Integritas ego vs kekecewaan

-
-


1.        Masa Prenatal
a.         Masa mudigh/embrio = konsepsi = 8 minggu
b.        Masa janin/patus = 9 minggu sampai lahir
2.        Masa bayi = 0 – 1 tahun
a.         Masa neonatal (usia 0 – 28 hari)
1)        Masa neonatal dini = 0 – 7 hari
2)        Masa neonatal lanjut = 8 – 28 hari
b.        Masa neonatal (29 – 1 tahun)
3.        Masa prasekolah = usia 1 sampai 6 tahun
4.        Masa sekolah = usia 6 – 18/20 tahuh
5.        Masa pra remaja = usia 6 – 10 tahun
6.        Masa remaja
a.         Masa  dini
     Wanita usia 8 – 13 tahun
     Pria usia 10 – 15 tahun
b.        Masa remaja lanjut
     Wanita usia 13 – 18 tahun
     Pria usia 15 – 20 tahun

D.      Tugas Pertumbuhan & Perkembangan
1.        Pada usia bayi dan anak-anak (0 – 6 tahun)
a.         Belajar berjalan
b.        Belajar memakan makanan yang padat
c.         Belajar berbicara
d.        Belajar buang air kecil dan buang air besar
e.         Mencapai kesetabilian jasmaniah fisiologis
2.        Masa sekolah (6 – 12 tahun)
a.         Belajar memperoleh keterampilan fisik / melakukan permainan
b.        Belarar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai mahluk sosial / biologis
c.         Belajar bergaul sosial / biologis
d.        Belajar mengembangkan konsep sehari-hari
3.        Masa remaja
a.         Kematangan emosional dan sosial
1)        Keadaan awal        
2)        Tidak toleran dan bersikap superior
3)        Kaku dalam bergaul
4)        Peniruan buta terhadap teman sebaya
5)        Kontrol orang tua
6)        Perasaan yang tidak jelas tentang dirinya / orang lain
7)        Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa marah dan sikap permusuhannya
8)        Tujuan / ke arah
9)        Bersikap toleran dan merasa nyaman
10)    Luwes dalam bergaul
11)    Interdefendensi dan mempunyai seft esteem
12)    Kontrol diri sendiri
13)    Perasaan mau menerima dirinya dan orang lain
14)    Mampumenyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif
b.        Perkembangan heterosexualitas
1)        Keadaan awal
2)        Belum memiliki kesadaran tentang perubahan seksualnya
3)        Mengidentifikasi orang lain yang sama jenis kelaminnya
4)        Bergaul dengan teman banyak
5)        Tujuan / ke arah
6)        Menerima identitas seksualnya sebagai pria atau wanita
7)        Mempunyai perhatian terhadap jenis kelamin yang berbeda dan bergaul dengannya
8)        Memiliki teman-teman tertentu
c.         Kematangan kognitif
1)        Keadaan awal
2)        Mempunyai prinsip-prinsip umum dan jawaban yang final
3)        Memiliki kebenaran dari sumber otorital
4)        Memiliki banyak minat atau perhatian
5)        Bersikap subjektif dalam menafsirkan sesuatu
d.        Filsafat hidup
1)        Keadaa awal
2)        Tingkah laku dimotifasi oleh kesenangan belaka
3)        Aduh tak acuh terhadap prinsip-prinsip ideologi dan etika
4)        Tingkah lakunya tergantung pada rienforcement (dorongan dari luar)
5)        Tujuan / ke arah
6)        Tingkah laku dimotivasi oleh insvirasi
7)        Melibatkan diri atau mempunyai perhatian terhadap idiologi dan etika
8)        Tingkah laku dibimbing oleh tanggungjawab moral
e.         Perubahan fisik
1)        Sistem syaraf : perubahan perkembangan kecerdasan otak dan emosi
2)        Otot-otot : Perkembangan kekuatan dan motorik
3)        Struktur fisik : yang meliputi tinggi, berat dan proporsi. Perubahan khas nampak pada remaja adalah tumbuhnya rambut-rambut, perubahan suara pada laki-laki timbulnya jakun yang menonjol, pada wantia perubahan pada payudara dan menstruasi.

E.       Penilaian Pertumbuhan Fisik
1.        Ukuran antropometrik
a.         Tergantung umur
b.        Berat badan terhadap umur
c.         Tinggi / panjang badan terhadap umur
d.        Lingkar lengan atas terhadap umur
e.         Lingakr kepala
f.         Tidak tergantung umur
g.        Berat badan terhadap tinggi badan
h.        Lingkar lengan atas terhadap tinggi badan
i.          Lain-lain  : lingkar lengan atas dibandingkan dengan standar/ bahu, lipatan kulit pada trisep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan bahu
2.        KMS (Kartu Menuju Sehat)  
Kartu ini merupakan gambar kuva BB anak usia     0-5 tahun terhadap umurnya. Kaertu ini juga dilengkapi dengan beberapa atribut penyuluhan dan catatan yg penting untuk diingat dan diperhatikan oleh ibu/ petugas kesehatan antaralain : riwayat kelahiran, imunisasi, pemberian ASI, dll.

F.       Penilain Perkembangan
1.        Tes intelensi individual (tes IQ)
2.        Tes prestasi
3.        Tes Psikomotor
4.        Tes proyeksi
5.        Tes prilaku adaptif

G.      Intervensi Keperawatan yang dapat diberikan
Interfensi keperawatan yang dapat diberikan untuk oprimalisai tumbuh kembang adalah :
1.        Pemenuhan kebutuhan dasar
a.         Kebutuhan fisik – biomedis (ASUH)
1)        Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
2)        Perawatan kesehatan dasar antara lain : pemberian asi, imunisasi, pengobatan apabila sakit.
3)        Papan / pemukiman yang layak
4)        Higiene perorangan dan sanitasi lingkungan
5)        Sandang
6)        Kesegaran jasmani / rekreasi dan lain-lain
b.        Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan hubungan erat ibu dan anak merupakan syarat mutlak, untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial, berperannya kehadiran ibu / penggantinya. Kasih sayang antara ayah dan ibu akan menciptakan ikatan yang erat (banding) dan kepercayaan besar (basictrust)
c.         Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak, stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreatifitas, agama, kepribadian, moral, etika, produktifitas dan sebagainya.

CHILD ABUSE

1.        Defenisi
a.         Child Abuse : tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi (David Gill, 1973)
b.        Child Abuse : perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual (Synder, 1983)
c.         Kesimpulan:
Child Abuse adalah penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi terhadap anak, dimana ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak.

2.        Klasifikasi
Terdapat 2 golongan besar, yaitu :
a.         Dalam keluarga
1)        Penganiayaan fisik, Non Accidental “injury” mulai dari ringan “bruiser – laserasi” sampai pada trauma neurologic yang berat dan kematian. Cedera fisik akibat hukuman badan di luar batas, kekejaman atau pemberian racun
2)        Penelantaran anak/kelalaian, yaitu : kegiatan atau behavior yang langsung dapat menyebabkan efek merusak pada kondisi fisik anak dan perkembangan psikologisnya. Kelalaian dapat berupa :
a)        Pemeliharaan yang kurang memadai
Menyebabkan gagal tumbuh, anak merasa kehilangan kasih sayang, gangguan kejiwaan, keterlambatan perkembangan.
b)        Pengawasan yang kurang memadai
Menyebabkan anak gagal mengalami resiko untuk terjadinya trauma fisik dan jiwa
c)        Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan
Kegagalan dalam merawat anak dengan baik
d)       Kelalaian dalam pendidikan
Meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi dengan lingkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
3)        Penganiayaan emosional
Ditandai dengan kecaman/kata-kata yang merendahkan anak, tidak mengakui sebagai anak. Penganiayaan seperti ini umumnya selalu diikuti bentuk penganiayaan lain
4)        Penganiayaan seksual, mempergunakan pendekatan persuasif.
Paksaan pada seseorang anak untuk mengajak berperilaku/mengadakan kegiatan sexual yang nyata, sehingga menggambarkan kegiatan seperti : aktivitas seksual (oral genital, genital, anal atau sodomi) termasuk incest. (The Child Abuse & Prevention Act / Public Law 100-294).
b.        Di luar rumah.
Dalam institusi/lembaga, di tempat kerja, di jalan, di medan perang.

3.        Faktor-Faktor Penyebab
Faktor Sosiokultural Stress Berasal dari Anak
Stress Keluarga
Stress Berasal dari Orang Tua
·      Fisik berbeda
·      Mental berbeda
·      Temperamen berbeda
·      Tingkah laku berbeda
·      Anak angkat

·      Kemiskinan pengangguran mobilitas, isolasi, perumahan tidak memadai
·      Hubungan orang tua anak stress prenatal, anak yang tidak diharapkan premature, dll
·      Perceraian
·     Rendah diri
·     Waktu kecil mendapat perlakuan salah
·     Depresi
·     Harapan pada anak yang tidak realistis
·     Kelainan karakter/gangguan jiwa


4.        Manifestasi Klinis dari Penganiayaan dan Pengabaian Anak Cidera Kulit
Cidera kulit adalah tanda-tanda penganiayaan anak yang paling umum dan paling mudah dikenali. Bekas gigitan manusia tampak sebagai daerah lonjong dengan bekas gigi, tanda hisapan atau tanda dorongan lidah. Memar multiple atau memar pada tempat-tempat yang tidak terjangkau menunjukkan bahwa anak itu telah mengalami penganiayaan. Memar yang ada dalam berbagai tahap penyembuhan menunjukkan adanya trauma yang terjadi berulang kali. Memar berbentuk objek yang dapat dikenali umumnya bukan suatu kebetulan.
a.         Kerontokan Rambut Traumatik
Kerontokan rambut traumatik terjadi ketika rambut anak ditarik, atau dipakai untuk menyeret atau menyentak anak. Akibatnya pada kulit kepala dapat memecahkan pembuluh darah di bawah kulit. Adanya akumulasi darah dapat membantu membedakan antara kerontokan rambut akibat penganiayaan atau non-penganiayaan.
b.        Jatuh
Jika seorang anak dilaporkan mengalami kejatuhan biasa, namun yang tampak adalah cidera yang tidak biasa, maka ketidaksesuaian riwayat dengan trauma yang dialami tersebut menimbulkan kecurigaan adanya penganiayaan terhadap anak.
c.         Cidera Eksternal pada Kepala, Muka dan Mulut
Luka, perdarahan, kemerahan atau pembengkakan pada kanal telinga luar, bibir pecah-pecah, gigi yang goyang atau patah, laserasi pada lidah dan kedua mata biru tanpa trauma pada hidung, semuanya dapat mengindikasikan adanya penganiayaan.
d.        Cidera Termal Disengaja atau Diketahui Sebabnya
Luka bakar terculap, dengan garis batas jelas, luka bakar sirkuler kecil-kecil dan banyak dalam berbagai tahap penyembuhan, luka bakar setrikaan, luka bakar daerah popok dan luka bakar tali semuanya memberikan kesan adanya tindakan jahat yang disengaja.
e.         Sindroma Bayi Terguncang
Guncangan pada bayi menimbulkan cidera ekslersi deselersi pada otak, menyebabkan regangan dan pecahnya pembuluh darah. Hal ini dapat menimbulkan cidera berat pada system saraf pusat, tanpa perlu bukti-bukti cidera eksternal.
f.         Fraktur dan Dislokasi yang Tidak Dapat Dijelaskan
Fraktur Iga Posterior dalam berbagai tahap penyembuhan, fraktur spiral atau dislokasi karena terpelintirnya ekstremitas merupakan bukti cidera pada anak yang tidak terjadi secara kebetulan.

5.        Dampak Penganiayaan dan Kekerasan Pada Anak
Dampak penganiayaan dan kekerasan pada anak akan mengakibatkan gangguan bio-psiko-sosial anak. Hal ini dapat terjadi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Anak mempunyai masa depan yang masih panjang sehingga perlu pemantauan dan program tindakan yang terus-menerus bagi anak korban penganiayaan dan kekerasan. Indikator yang perlu diperhatikan akibat penganiayaan dan kekerasan pada anak dapat dilihat pada tabel 1. Diharapkan tindakan/program dilakukan tanpa menunggu tanda/indikator muncul.

Tabel 1. Indikator fisik dan perilaku pada penganiayaan anak (Child Abuse)
Indikator Fisik
Indikator Perilaku
Aniaya Fisik
Kerusakan kulit
• Memar dengan berbagai tingkat penyembuhan
• Luka bakar
• Lecet dan goresan

Kerusakan Skeletal
• Fraktur
• Luka pada mulut, bibir, rahang, mata, perineal

Aniaya Fisik
• Takut kontak dengan orang dewasa
• Prihatin jika ada anak menangis
• Waspada/ketakutan
• Agresif/pasif/menarik diri

Penelantaran/Pengabaian
• Kelaparan
• Kebersihan diri kurang
• Pekaian tidak terurus
• Tidak diurus dalam waktu lama
• Tidak pernah periksa kesehatan






Aniaya Seksual
• Sukar jalan dan duduk
• Pakaian dalam berdarah, bernoda
• Genital gatal
• Memar dan berdarah pada daerah perineal
• Penyakit kelamin
• Ketergantungan obat
• Pertumbuhan dan perkembangan terlambat
• Hamil pada usia remaja

Penelantaran/Pengabaian
• Pengemis
• Sendiri tanpa pengasuh pada waktu yang panjang
• Penjahat
• Pencuri
• Datang cepat dan pulang lambat dari sekolah
• Melaporkan tidak ada pengasuh
• Pasif, agresif
• Penuntut

Aniaya Seksual
• Harga diri negatif
• Tidak percaya pada orang lain (sukar dekat dengan orang lain)
• Disfungsi kognitif dan motorik
• Defisit kemampuan personal dan sosial
• Penjahat atau lari dari rumah
• Ketergantungan obat
• Ide bunuh diri dan depresi
• Melaporkan aniaya seksual
• Psikotik

Aniaya Emosional
• gagal dalam perkembangan
• pertumbuhan fisik tertinggal
• gangguan bicara

Aniaya Emosional
• Perilaku yang ekstrim : pasif sampai agresif
• Kebiasaan yang tergang-gu/destruktif
• Neurotik
• Percobaan bunuh diri


6.        Pencegahan dan Penanggulangan Penganiayaan dan Kekerasan pada Anak
Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak merupakan tanggung jawab semua pihak.
7.        Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat melakukan berbagai kegiatan dan program yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat.
8.        Pendidik
Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang sangat pribadi, yaitu penis, vagina, anus, mammae dalam pelajaran biologi. Perlu ditekankan bahwa bagian tersebut sifatnya sangat pribadi dan harus dijaga tidak diganggu orang lain. Sekolah juga perlu meningkatkan keamanan anak di sekolah.
Sikap atau cara mendidik anak juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi aniaya emosional. Guru juga dapat membantu mendeteksi tanda-tanda aniaya fisik dan pengabaian perawatan pada anak.
9.        Penegak Hukum dan Keamanan
Hendaknya Undang-Undang No. 4 tahun 1979, tentang kesejahteraan anak cepat ditegakkan secara konsekuen. Hal ini akan melindungi anak dari semua bentuk penganiayaan dan kekerasan. Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa “anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
10.    Media Massa
Pemberitaan penganiayaan dan kekerasan pada anak hendaknya diikuti oleh artikel-artikel pencegahan dan penanggulangannya. Dampak pada anak baik jangka pendek maupun panjang diberitakan agar program pencegahan lebih ditekankan.
11.    Stimulasi perkembangan
a.         Usia o – 6 bulan
1)        Kognitif
No
Intervensi
Rasional
1
Perhatikan mainan yang menarik yang berwarna terang dan mencolok, coba pindahkan secara perlahan-lahan
Akan merangsang rasa ingin tahunya serta menstimulasi focus perhatiannya terhadap suatu benda
2
Sediakan kaca yang tidak mudah pecah dan biarkan anak memperhatikan wajahnya sendiri.
Walaupun si kecil belum akan mengenali dirinya hingga ia berusia 15 bulan, namun ini akan membuatnya belajar memfokuskan pandangannya
3
Siapkan berbagai benda yang tidak membahayakan
Tekstur yg berbeda dari benda-benda tersebut juga akan menstimulasi kulitnya dan membuatnya lebih peka terhadap perbedaan rangsang

2)        Bahasa
No
Intervensi
Rasional
1
Berikan anak bunyi-bunyian
Bunyi-bunyian dapat memotivasi anak mengahasilkan bunyi-bunyi dengan suaranya sendiri
2
Ajak si anak bernyanyi atau mendengarkan musik yang sesuai dengan usia anak
Jenis music lembut, music klasik dan music anak-anak yg riang
3
Cobalah berbicara dengan mimik yang menarik dan tertentu pada di anak
Hal yang menarik baginya adalah memperhatikan ekspresi muka anda ketika mengajarkannya berbicara




b.        Usia 6 – 12 bulan
1)        Kognitif
No
Intervensi
Rasional
1
Carilah lagu-lagu dan nyanyikanlah berulang-ulang
Dapat merasionalkan proses belajar anak
2
Bacakan cerpen dengan penuh kasih saying
Dapat meningkatkan partisipasi si anak
3
Ajarkan permainan sederhana seperti ciluk ba……
Dapat mengajarkan bahwa anak jika ada objek yang tidak terlihat berarti objek itu akan hilang
4
Sediakan dan Ajarkan anak bermain boneka, bola tangan, atau buatlah sendiri dari kertas/ karton yg diberi gambar bentuk muka
Permainan ini akan merangsang anak untuk meniru anda melakukan hal yang sama
5
Berikan mainan yang aman bagi anak

Agar klien dapat mengontrol fisiknya dan anak tidak terluka
6
Mulai memperkenalkan si kecil pada angka misalnya selalu menghitung hingga tiga sebelum melakukan sesuatu bersama

Mulai menunjukkan perilaku yang bertujuan





2)      Bahasa
No
Intervensi
Rasional
1
Hindari pengucapan kata-kata yang cadel yang dibuat-buat
Mampu mengucapkan gabungan vocal dan konsonan
2
Ajarkan terus anak berbicara mengenai berbagai hal
-  Mulai berespon ketika dipanggil namanya.
-   Mulai tertarik mendengarkan percakapan orang dewasa
3
Ucapkan kata dengan pelan, jelas namun pertahankan kelembutan anda untuk menarik perhatiannya
Mulai memahami kata tidak atau jangan, walaupun tidak, selalu mau mengikutinya
4
Beri perintah yang sederhana yang terlebih dahulu dicontohkan
-  Mulai memahami perintah sederhana.
-  Dapat mengucapkan beberapa kata yg mengandung arti
c.       Usia 12 -18 bulan
1)      Kognitif dan bahasa
No
Intervensi
Rasional
1
Sediakan beberapa toples plastik besar yang bisa di buka / ditutup biarkan dia memasukan mainannya ke dalam toples tersebut lalu mintalah anak untuk menutupnya
Permainan ini akan membantu koordinasi mata, tangan serta pemahamannya akan konsep di dalam dan diluar
2
Sediakan mainan dengan warna menarik, letakan jauh-jauh biarkan anak mencapai mainan tersebut
Biarkan ia mencapai mainan tersebut dengan cara merangkak
3
Gelindingkan bola besar dan mintalah anak untuk menangkapnya lalu mengelindingkannya kembali
Dapat membantu merasionalkan koordinasi mata dan tangan
4
Ajak si kecil untuk bernyanyi bersama pilih lagu anak-anak yg mudah. Perjelas pengucapan ketika mengajaknya bernyanyi
Mungkin ia akan mengikuti gerakan-gerakan tertentu
5
Ajak anak berbicara pada boneka-boneka/ mainannya, contohkan dengan bicara salah satu boneka/ mainannya

Akan memudahkan si kecil, melatih kemampuan berbahasanya

d.      Usia 12 – 18 bulan
1)      Kognitif
No
Intervensi
Rasional
1
Ajarkan anak berjalan di taman sambil memperhatikan berbagai bunga dan binatang yang ada di sama,
Diharapkan anak akan mencintai lingkungan dan membedakan bentuk yang ada secara visual
2
Minta anak memasukan bola ke dalam keranjang yang dipegang
Kegiatan sederhana ini akan melatiih koordinasi mata dan tangannya
3
Bantu anak dalam membuat bentuk-bentuk sederhana dari bahan pelastik
Permainan ini mengasah motorik halus anak
4
Ajak anak berpura-pura menjadi peran yang lain misalnya menjadi penjual koran, masinis, perawat, dokter dan lain-lain

Anak dapat memahami berbagai peran yang ada di sekelilingnya

e.         Perkembangan bahasa anak usia 18 – 24 bulan
No
Intervensi
Rasional
1
Membaca cerita berulang-ulang merupakan hal yg biasa diminta si kecil pada anak sebelum tidur
Pengulangan menjadi sumber berjalan berbahasa yg luar biasa bagi sikecil
2
Jangan cepat-cepat mengkritik atau mengolok-olok caranya berbicara

Dapat mengoreksi tanpa bicara

f.         Perkembangan pada anak sekolah dan remaja
No
Pencapaian perkembangan & rasa takut
Reaksi prilaku
Intervensi
1
Perpisahan (orangtua dan teman sebaya)
Biasanya tdk terlihat tahap perilaku protes, patah hati atau pelepasan
Anjurkan orangtua untuk berkunjung atau sekamar bila mungkin
2
Kehilangan control, menguatkan ketergantungan, perubahan peran keluarga
Hal-hal beriut menunjukkan perpisahan serta rasa takut lainnya, kesepian, bosan, isolasi, menarik diri, depresi, marah, bermusuhan, dan frustasi
Biarkan anak untuk mengekspresikan perasaannya, baik secara verbal maupun non verbal
3
Cedera dan nyeri tubuh; rasa takut terhadap sakit itu sendiri, ketidak mampuan dan kematian, prosedur intrusif pada arca genital
Mencari informasi, dapat menerima nyeri, merintih/ merengek, tetap memegang dengan kaku, mencoba bertindak berani, mengkomunikasikan nyeri, menunda kejadian penyebab nyeri
-  Terima rasa takut dan kekhawatiran anak serta dorong untuk diskusi
-  Libatkan anak dlm aktivitas yg sesuai dg tingkat perkembangan dan kondis, dorong kontak dengan sebaya, lanjutkan dengan mengajari anak, lakukan intervensi pereda nyeri


g.         Perkembangan pada remaja
No.
Pencapaian perkembangan
Reaksi perilaku
Intervensi
1
Kehilangan control; kehilangan identitas, menguatkan ketergantungan
Penolakan, mendorong keluarga tetap tinggal dan mendukung, sering berkunjung, mendiskusikan kesukaan dengan keluarga dan remaja
Gali perasaan yg berkaitan dengan sakit dan signifikansi penyakit tertentu pada suatu hubungan, bentuk, identitas dan rencana masa depan
2
Cedera dan nyeri tubuh, perubahan seksual
Tidak kooperatif, menarik diri, tuntutan diri, control diri, kooperatif, takut, cemas, terlalu percaya diri
-    Jelaskan prosedur terapi dan rutinitas
-    Bantu mengembangkan mekanisme koping yg positif
3
Perpisahan (khususnya kelompok sebaya)
Deprsei,
kesepian,
menarik diri,
bosan
-    Ajari untuk mempertahankan kontak dengan kelompok sebaya
-    Beri privacy
-    Beri pengajaran individu dan rekreasi
-    Lakukan intervensi yg tepat




DAFTAR PUSTAKA

Nelson.(2000). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. EGC : Jakarta
Soetiningsih.(1995). Tumbuh Kembang Pada Anak. EGC : Jakarta
Wong.(2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
Guiton (1994) Penyakit Anak, jilid 1, edisi 6, Bina Rupa Aksara : Jakarta  



Detik - detik Tsunami Kota Palu