LAPORAN PENDAHULUAN
PLANNING OF ACTION
DISUSUN OLEH :
ATTIH HARTINI
SUTISNA, S.Kep
NIM : 4012180010
PROGRAM
PROFESI NERS
STIKES
BINA PUTERA BANJAR
TAHUN
2018
|
LAPORAN PENDAHULUAN
PLANNING OF ACTION
A. Pengertian POA (Planning Of Action)
Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan
pembagian tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program.Lebih
lanjut, Action Planning merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau cetak
biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah maupun jangka
pendek.
Plan of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa
dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa
direncanakan.
Action
plan (rencana
aksi)
adalah satu set tugas
yang diberikan kepada individu atau tim yang berisi daftar target untuk setiap
tugas serta tenggat waktu, orang yang bertanggung jawab, dan langkah-langkah
untuk sukses. Rencana aksi memberikan gambaran untuk individu atau tim
bagaimana kesuksesan mereka akan mempengaruhi pencapaian tujuan seluruh
organisasi (Kamus
Bisnis).
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu
atau kegiatan tertentu. Hal ini dipergunkan agar :
1.
Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut.
2.
Tidak ada tahapan penting terlewati.
3.
Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan
kewajibannya.
Bagi yang bisa bekerja di lapangan sering hal ini dianggap
menyita waktu, karena menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan seperti ini
akan menghambat proses bekerja dari pengalaman.
Karena POA akan jelas :
1.
apa yang dilakukan
2.
bagaimana melakukan
3.
bagaimana cara mengukur hasil
Dengan POA yang tercatat, akan bisa dievaluasi untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan. Disadari, suatu konsep/ cetak biru
tanpa tindak lanjut atau pelaksanaan diibaratkan wacana atau “buzz word”
yang tidak memberikan nilai tambah bagi kebaikan dan kemajuan
organisasi.Sedangkan pelaksanaan/ kegiatan tanpa konsep, akuntabilitas pihak
pelaksana dan target-target dan ukuran akan mengundang kekacauan.Ibarat nahkoda
tanpa haluan, kegiatan-kegiatan yang dijalankan diatas menjadi semacam kumpulan
kegiatan reaktif, tidak berpola.Sehingga dalam jangka panjang akan
mengakibatkan demotivasi para anggota organisasi dan bahkan akan menyebabkan
organisasi berhenti bertumbuh, dimana organisasi hanyut kedalam “pusaran
ritual” yang berputar di satu tempat.
Proses action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan
motivasi tinggi dari para pelaksana. Keterampilan, keahlian, competency,
pengalaman yang didapat merupakan modal dasar penentu bagi sukses atau tidaknya
pelaksanaan cetak biru tersebut.tanpa bekal keterampilan, keahlian, competency
yang dibutuhkan serta pengalaman yang memadai, maka pencapaian target terhadap
hasil yang diharapkan oleh atasan akan jauh.
Komitmen di sisi lain diperlukan, meskipun si pelaksana
memiliki keterampilan yang mumpuni.Namun tanpa komitmen,integritas,loyalitas si
pelaksana pada pekerjaan, maka pencapaian target akan menyimpang dari yang
diharapkan. Motivasi, semangat,spirit untuk menjalankan pekerjaan hingga tuntas
sangat diperlukan untuk memastikan tidak ada waktu/ tenaga yang terbuang (tidak
terarah) untuk mengerjakan hal-hal yang tidak memberikan kontribusi bagi
organisasi.
In action 3 modal dasar (keterampilan, komitmen, motivasi)
secara berimbang menjamin tidak adanya peluang untuk tidak menjalankan apa yang
telah dijanjikan pelaksana diawal, penyimpanan target, dan terbuangnya waktu
dan tenaga sia-sia.
Komponen Plan of action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang
harus ada. Dan harus menjamin :
1.
Kelengkapan rencana
2.
Urutan tahapan yang urut
3.
Jelas apa yag harus dikerjakan
B. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan
yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1.
Tindakan apa yang harus dikerjakan
2.
Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3.
Dimana tindakan tersebut dilakukan
4.
Kapan tindakan tersebut dilakukan
5.
Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6.
Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat
rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1.
Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti
mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat
ditiadakan.
2.
Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan
keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah
dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus
begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3.
Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami
perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4.
Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan
faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan
kebutuhan.
5.
Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi
fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
C. Langkah untuk Membuat Action Plan
Perencanaan adalah persiapan awal menuju tindakan. Sebaiknya
secara analitis, perencanaan harus dipisahkan dari implementasi sehingga
pengambilan keputusan atas kebijakan sangat penting dapat diambil dan
implikasinya dapat dipahami lebih awal sebelum tindakan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1.
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2.
Merumuskan keadaan saat ini
3.
Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4.
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan
Berikut 9 (sembilan) langkah untuk membuat Action Plan :
1.
Kemukakan solusi anda dalam rangkaian goal.
Setelah anda menyepakati sebuah
masalah tertentu di dalam organisasi anda, pertama anda perlu mendefinisikan
solusi tersebut kedalam sejumlah goal dan objektif. Sebagai contoh , setiap
goal dapat diekspresikan sebagai berikut :“ agar kita dapat . . . . kita harus
. . . . “ catat setiap goal dibagian atas papan tulis atau selembar kertas.
2.
Hasilkan sebuah daftar berbagai tindakan untuk setiap goal.
Gunakan brain storming untuk
menghasilkan sebuah daftar tindakan untuk mencapai sebuah goal dan catat ini
dibawah goal. Atur daftar tindakan yang diusulkan secara berurutan.
3.
Siapkan time line
Dimulai dengan sebuah titik waktu
berlabel “sekarang” dan berakhir dengan titik berlabel “tujuan tercapai”, buat
time line untuk mengalokasikan tanggal date line disetiap tindakan yang telah
diurutkan, yang terdaftar di bawah goal tertentu. Penting sekali bagi anda
menyelesaikan urutan dan waktu secara tepat jika anda ingin meraih “tujuan
tercapai” secara efektif.
4.
Alokasikan sumber-sumber yang ada .
Sumber daya finansial dan SDM harus
dialokasikan untuk setiap langkah tindakan. Jika sumber yang ada terbatas atau
selalu kurang dari kebutuhan pada tiap apapun, mungkin sebaiknya anda kembali
ke langkah sebelumnya dan merevisi action plan anda.
5.
Identifikasi masalah yang kemungkinan akan muncul.
Pertimbangankan berbagai hal yang
kemungkinan tidak berjalan sesuai rencana dalam proses pencapaian goal
tertentu. Daftarkan masalah-masalah tersebut dan identifikasi penyebabnya dan
tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Tindakan ini mungkin perlu ditambahkan
ke slot yang sesuai di dalam time line.
6.
Kembangkan strategi untuk memantau kemajuan
Daftarkan cara untuk memantau
kemajuan dari action plan yang telah dibuat. Tahapan-tahapan pemantauan harus
disertakan juga dalam time line.
7.
Delegasikan tugas-tugas.
Ambil setiap titik pada time line
secara bergantian dan tanyakan : “siapa yang akan melakukan apa, pada tanggal
yang telah ditentukan untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan ?” bagikan tugas-tugas ini kepada
setiap individu atau tim yang sesuai.
8.
Perkiraan berbagai biaya
Berikan pertimbangan pada
ekspenditur yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Semua
biaya yang harus dimasukkan pada saat penyusunan anggaran. Jika dana tidak
tersedia, tugas harus ditinjau ulang dan bila perlu direvisi atau dihilangkan.
9.
Implementasikan rencana
Terjemahkan semua informasi anda ke
kertas baru, daftarkan semua tindakan yang diperlukan, orang yang bertanggung
jawab untuk tugas tertentu, dan kapan tugas tersebut harus diselesaikan.
Setelah action plan sudah diselesaikan, informasi ini sekarang dapat diberikan
kepada semua yang terlibat.
Proses Pembuatan Rencana :
Antara tugas dan tujuan tidak dapat
dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu
apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus
dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
Secara umum, dunia manajemen
menggunakan prinsip POAC. atau Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.
Prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi dewasa ini untuk
memajukan dan mengelola organisasi mereka. Berikut akan kami jelaskan masing
masing point tersebut :
1.
Planning
Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu
harus SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun
ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable
artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable
artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan. Realistic artinya sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan. Time artinya ada batas waktu
yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga
mudah dinilai dan dievaluasi.
2.
Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan
biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah
menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung
jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description). Semakin tinggi suatu
jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Biasanya
juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka
pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah
salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan
keahliannya masing-masing.
3.
Actuating
Perencanaan
dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan
kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan
rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga
perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas,
fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
4.
Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang
terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera
dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan
situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
Alasan
Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat
program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain
tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan
keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi
terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1.
Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan
dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2.
Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk
meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1.
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2.
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas
3.
Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4.
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5.
Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
6.
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
7.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8.
Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1.
Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan
pada kontribusi nyata
2.
Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3.
Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk
berinisiatif dan berinovasi
4.
Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh
penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.
Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak
konsisten
DAFTAR PUSTAKA
Handoko,
T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Stoner,
James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin.
2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar