LAPORAN
PENDAHULUAN
DISCHARGE
PLANING
DISUSUN OLEH :
ATTIH HARTINI SUTISNA, S.Kep
NIM : 4012180010
PROGRAM
PROFESI NERS
STIKES BINA
PUTERA BANJAR
TAHUN 2018
|
LAPORAN PENDAHULUAN
DISCHARGE
PLANNING
A.
Pengertian
Discharge
Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.
Discharge
Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki
tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya
(RCP,2001).
Perawat adalah
salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge planner
perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan
tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus
untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau
memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan
Asuhan Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk
mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim
kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan
tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien
memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
B.
Tujuan
Discharge Planning
Adalah
meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan
memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning
dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan
perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada
keluarga dapat dilakukan melalui Discharge Planning ( Naylor, 1990 ).
Dan menurut
Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan
pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum disebelum
dipulangkan, beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge planning
memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan
kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et
al,1993: Hester, 1996)
Seorang
Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan memonitor
dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996).
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam
proses pengobatan pasien dan dalam team discharge planner rumah sakit,
pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan dapat memberikan
kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning ( Naylor,1990 ) .
Perawat dianggap
sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian dalam
melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi yang baik
dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ).
C.
Keuntungan
Discharge Planning
1.
Bagi Pasien :
a.
Dapat memenuhi kebutuhan pasien
b.
Merasakan
bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan
bukan objek yang tidak berdaya.
c.
Menyadari
haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
d.
Merasa
nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya
masalah.
e.
Dapat
memilih prosedur perawatannya
f.
Mengerti
apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.
2.
Bagi Perawat :
a.
Merasakan
bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b.
Menerima
informasi kunci setiap waktu
c.
Memahami
perannya dalam system
d.
Dapat
mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
e.
Memiliki
kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.
f.
Bekerja
dalam suatu system dengan efektif.
D.
Justifikasi
Metode Discharge Planning
Di Indonesia semua
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit , telah merancang berbagai bentuk format
Discharge Planning, namun discharge planning kebanyakan dipakai hanya dalam
bentuk pendokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus di
sampaikan pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan non medis
yang sudah diberikan, jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah.
Cara ini merupakan
pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk sekedar
tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah pasien dan
keluarga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat penyakitnya kambuh,
penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi kegawatdaruratan terhadap kondisi
penyakitnya, untuk itu pelaksanaan discharge planning di rumah sakit
apalagi dengan penyakit kronis seperti stroke, diabetes mellitus, penyakit
jantung dan lain-lain yang memiliki resiko tinggi untuk kambuh dan berulangnya
kondisi kegawatan sangat penting dimana akan memberikan proses deep-learning
pada pasien hingga terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam
memaknai kondisi kesehatannya.
Contoh Discharge
Planning yang diberikan pada pasien TB Paru : Yang prinsip pelaksanaannya tetap
melalui proses pengkajian, sehingga perawat dapat memulai discharge planning
tergantung hasil pengkajian.
DISCHARGE PLANNING
PADA KLIEN TB PARU
Tahap I
Pengetahuan
|
Tahap II
Tindakan
|
Tahap III
Pencegahan
berulang
|
Tahap IV
Pertemuan
keluarga
|
Tahap V
Rencana
Tindak Lanjut
|
|||||
Objektif
|
Evaluasi
|
Objektif
|
Evaluasi
|
Objektif
|
Evaluasi
|
Objektif
|
Evaluasi
|
Objektif
|
Evaluasi
|
§ Pengertian TB
§ Penyebab TB
§ Tanda & Gejala TB
§ Penatalak sanaan
§ Komplikasi
§ Cara Penularan
§ Pencegahan
§ Diagnosis TB
-
Darah
-
Rontgen
-
Sputum
-
Mantoux Test
|
Bagaimana
anda mengetahui bahwa penyakit yang anda rasakan berulang ?
Apa
yang anda lakukan bila mengalami batuk lama lebih dari 3 mg atau disertai
batuk darah
Berapa
lama anda akan minum obat jika mengalami sakit seperti ini ?
Apa
yang akan terjadi bila anda tidak menuntaskan minum obat
Bagaimana
anda bisa terkena penyakit ini ?
Apa
yang anda lakukan agar penyakit ini tidak menular kepada yang lain ?
Apa
yang anda lakukan untuk memastikan bahwa anda terkena penyakit paru ?
|
§ Napas dalam
§ Batuk efektif
§ Relaksasi
§ Posisi
|
Apa
yang anda lakukan bila anda merasakan dahak kental dan sulit keluar, dan
sesak nafas ?
|
§ Nutrisi
§ Obat
§ Lingkungan
|
Makanan
apa yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh
Apa
yang anda lakukan bila lupa minum obat ?
Bagaimana
upaya anda untuk menciptakan lingkungan yang sehat untuk penderita TB Paru ?
|
§ Pengawasan Obat
§ Support system
|
Siapa
yang akan menjadi PMO pasien?
Apa
yang akan PMO lakukan bila pasien malas minum obat Apa yang keluarga lakukan
agar mendapatkan dukungan untuk pengobatan sampai tuntas ?
|
§ Menentukan sarana pelayanan kesehatan yang mudah
dijangkau
§ Menentukan jadwal minum obat
|
Puskesmas
atau rumah sakit ?
|
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI ( 2002 ), Pedoman nasional penanggulangan Tuberkulosis, cetakan ke 8.
Jakarta. Depkes RI.
...,
Plan for Follow-up Care,
http://whttp://www.mass.gov/dph/cdc/tb/cmsprotocols.pdf tanggal 26 September 2007).
Harper E.A. (1998). Discharge planning: An
interdisciplinary method. Silverberg Press:
Chicago, IL.
New Brunswick Department of Health and Wellness
(2002). Job definition of a discharge planning coordinator. Author:
Fredericton, NB.
0 komentar:
Posting Komentar