LAPORAN
PENDAHULUAN
RONDE
KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
ATTIH HARTINI SUTISNA, S.Kep
NIM : 4012180010
PROGRAM
PROFESI NERS
STIKES BINA
PUTERA BANJAR
TAHUN 2018
|
LAPORAN PENDAHULUAN
RONDE KEPERAWATAN
A.
Pengertian
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds)
Ronde
keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang
perlu juga seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran.
Ronde keperawatan dilakukan oleh pengajar atau siswa perawat dengan anggota
sifatnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
B.
Karakteristik
Ronde Keperawatan
1.
Pasien
dilibatkan secara langsung.
2.
Pasien merupakan fokus kegiatan.
3.
Perawat
associate, perawat primer, dan konselor melakukan diskusi bersama.
4.
Konselor
menfasilitasi kereativitas.
5.
Konselor
membantu mengembangkan kemampuan PA
dan PP dalam meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
C.
Tujuan
Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bisa
dibagi menjadi 2 yaitu : tujuan bagi perawat dan bagi pasien.
Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010)
adalah
1.
Melihat kemampuan staf dalam
manajemen pasien.
2.
Mendukungan pengembangan profesional dan
peluang pertumbuhan
3.
Meningkatkan pengetahuan perawat dengan
menyajikan dalam format stud kasus
4.
Menyediakan kesempatan pada staf perawat
untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis.
5.
Membangun kerjasama dan rasa hormat,
serta (6) meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan.
Sedangkan tujuan
bagi pasien menurut Clement (2011) adalah
1.
Untuk mengamati kondisi fisik dan mental
pasien dan kemajuan hari ke hari
2.
Untuk mengamati pekerjaan staf
3.
Untuk membuat pengamatan khusus pasien
dan memberikan laporan ke dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb
4.
Untuk
memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.
5.
Untuk melaksanakan rencana yang dibuat
untuk perawatan pasien
6.
Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan
kepuasaan pasien
7.
Untuk
memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada pasien
8.
Untuk
memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus,
foot drop, dsb.
9.
Untuk
membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk
memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
Sedangkan menurut Nursalam (2009) tujuan ronde keperawatan dibagi menjadi:
1.
Tujuan Umum
Menyelesaikan
masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
2.
Tujuan Khusus
a.
Menumbuhkan cara berfikir kritis (Problem-Based
Learning PBL)
b.
Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan
keperawatan berasal dari masalah klien.
c.
Meningkatkan pola pikir sistematis
d.
Meningkatkan validitas data klien
e.
Menilai kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan
f.
Meningkatkan kemampuan membuat
justifikasi, menilai hasil kerja, dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
(renpra)
D.
Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2009) pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keprawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1.
Mempunyai masalah keperawatan yang belum
teratasi meskipun sudah dilakuakn tindakan keperawatan
2.
Pasien dengan kasus baru atau langka.
E.
Manfaat
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan pada perawat. Clement, (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan
adalah membantu mengembangkan keterampilan
keperawatan, selain itu juga menurut Wolak (2008) dengan adanya ronde
keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya
keterampilandan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara
menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolek et al (2008) peningkatan kemampuan
perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan
pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara profesional.
Melalui ronde keperawatan, perawat dapat
mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak.
Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang
dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai.
Hal itu juga dtegaskan oleh O’Connor (2006) pasien sebagai alat untuk
menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.
Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi
perawat dan siswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang
menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi siswa perawat dengan ronde
keperawatan akan mendapatkan pengalaman secara nyata dilapangan (Clement,
2011).
Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membantu
mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak
tahu mengenai pasien yang di rawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa
dicegah, ronde keperawatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien
(Clement, 2011).
Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien.
Penelitian Febriana (2009) ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima
kali dibanding tidak dilakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al (2009) dengan
tindakan ronde keperawatan menurunkan anga insiden pada pasien yang dirawat.
F.
Tipe
- Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam
studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close & Castledine (2005) ada
empat tipe ronde yaitu matrons’rounds, nurse management rounds, patient
comfort rounds dan teaching rounds.
1.
Matron rounds menurut
Close & Castlide (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan,
menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde
ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan kerapian, dan menilai
penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2.
Nurse management rounds menurut
Close & Castlide (2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada
rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien dan keluarga pada
proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara
perawat dengan head nurse.
3.
Patient comfort rounds menurut
Close & Castledine (2005) ronde di sini berfokus pada kebutuhan utama yang
diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah
memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan malam hari,
perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4.
Teaching rounds menurut
Close & Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse dengan
perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses pembelajaran. Teknik ronde ini
biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan pembelajaran langsung
perawat atau siswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung
pada pasien.
Menurut
Daniels
(2004) walking round terdiri dari nursing round,
physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing round
adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician nurse
rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan dokter dengan perawat,
sedang interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan
oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta
fisioterapi dsb. Sedangkan
menurut Clement
(2011) menyebutkan berbagai jenis word round yang dilakukan oleh perawat
meliputi rounds with the doctors, rounds to discuss psychological problem of
patients, social service rounds, medical rounds for nurses, rounds with the
physical therapits, dan nursing rounds.
G.
Langkah-langkah
Ronde Keperawatan
Ramani (2003) menjelaskan rahapan ronde keperawatan
adalah (1) Pre-rounds: Preparation (persiapan), planning
(perencanaan), orientasion (orientasi) (2) Rounds: Introduction
(pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan),
instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) Post-Rounds
: debriefing (Tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).
Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan
ronde keperawatan yaitu:
1.
Before rounds
meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatan
dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde keperawatan (2)
orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan : demonstrasi temuan
klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional (3) orientasi
pasien.
2.
During rounds
meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang nyaman serta
dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat: hormati mereka
sebagai pemberi layanan pada pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia,
bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit
mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat, bertujuan untuk
mengajar semua tingkat peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi
(4) libatkan pasien: dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah
penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan tentang masalahnya,
gunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb.
3.
After rounds:
waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.
Menurut Nursalam
(2009) langkah – langkah ronde keperawatan dibagi menjadi:
1.
Pra Ronde
a.
Menentukan kasus dan topik (masalah yang
tidak teratasi dan masalah yang langka)
b.
Menentukan tim ronde
c.
Mencari sumber atau literatur
d.
Membuat proposal
e.
Mempersiapkan pasien: informed consent
dan pengkajian
f.
Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Data
apa yang mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan hambatan apa
yang ditemukan selama perawatan?
2.
Pelaksanaan
Ronde
a.
Penjelasan tentang pasien oleh perawat
primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
b.
Diskusi antar anggota tim tentang kasus
tersebut
c.
Pemberian justifikasi oleh perawat
primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan.
3.
Pasca Ronde
a.
Evaluasi, revisi, dan perbaikan
b.
Kesimpulan dan rekomendasi penegakan
diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.
H.
Mekanisme
Ronde Keperawatan
1.
Perawat membaca laporan mengenai pasien
melalui status pasien sebelum melakukan ronde keperawatan. Hal ini dilanjutkan
Clament (2011) bahwa perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan
psikososial pasien 2-3 menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang
ingin dicapai ketika pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui asien,
sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (Clament, 2011).
2.
Perawat menentukan pasien yang akan
dilakukan ronde keperawatan. Hal itu disebut Sitorus (2006) sebelum dilakukan
ronde perawat primer (PP) menentukan 2-3 klien yang akan di ronde dan
ditentukan pasien yang akan di ronde. Sebaliknya dipilih klien yang membutuhkan
perawatan khusus dengan masalah yang relative lebih kompleks (Sitorus, 2006).
3.
Ronde keperawatan dilakukan pada pasien.
Perawat melaporkan kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan,
pengobatan, serta rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde keperawatan
melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan, perawat medis dan
prognosis. Selain itu juga menurut Annual review of nursing education
dalam ronde keperawatan perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang
terkait, intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive hendaknya
tidak boleh dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang sensitive sebaiknya
tidak didiskusikan dihadapan klien (Sitorus, 2006).
4.
Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam
tergantung kondisi dan situasi ruangan. Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang
dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde adalah setiap hari dengan waktu
kurang lebih 1 jam ketika intensitas kegiatan di ruang rawat sudah relative
tenang. Sedangkan menurut Atiken et al. (2010) pelaksanaan ronde keperawatan
diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung satu jam.
I.
Masalah
Etik dengan Pasien
Beberapa strategi untuk mendorong kenyamanan pasien
selama ronde keperawatan berlangsung menurut Weinholt & Edward (1992) dalam Clament (2009) meliputi: (1)
memberikan pemberitahuan sebelum kunjungan (2) membatasi waktu ronde
keperawatan agar pasien bias istirahat (3) menjelaskan semua pemeriksaan dan
prosedur kepada pasien (4) semua diskusi dan komunikasi harus dijelaskan dan
dipahami oleh pasien.
J.
Strategi
Ronde Keperawatan yang Efektif
Ramani (2003) dalam Clament (2009) menyebutkan ada
beberapa strategi agar ronde keperawatan berjalan efektif yaitu:
1.
Melakukan persiapan dengan seksama
terkait dengan pelaksanaan ronde keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien
masalah yang terkait, dsb.
2.
Membuat perencanaan apa yang akan
dilakukan meliputi:sistem apa yang akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus
ditekankan: pemeriksaan fisik, melakukan tindakan dsb. Rencanakan agar semua
aktif terlibat dalam kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses
pembelajaran, serta tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan dengan
pasien tertentu.
3.
Orientasikan pada perawat tujuan yang
ingin dicapai. Kegiatan berikut ini dapat dilakukan selama fase orientasi: (1)
orientasikan perawat untuk tuuan latihan dan kegiatan yang direncanakan (2)
memberikan peran kepada setiap anggota tim (3) buat aturan mengenai ronde (4)
setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari hal ini.
4.
Perkenalkan diri anda dan tim pada
pasien meliputi: (1) memperkenalkan diri kepada pasien (2) pasien perlu
diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan untuk berdiskusi mengenai
pemberian perawatan pada pasien (3) keluarga tidak perlu diminta untuk perg
jika pasien ingin untuk ditemani.
5.
Meninggalkan waktu untuk pertanyaan,
klarifikasi, menempatkan pembacaan lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar
ruangan, keluar dari pasien jarak pendengaran. Ini adalah kesembatan untuk
mendiskusikan aspek sensitive dari riwayat pasien.
6.
Evaluasi pelaksanaan yang telah
dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan berikutnya dengan merefleksikan pada
diri mengenai hasil ronde yang telah dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar